Solusi Investasi Akhirat Anda

Makna Nama Allah Al-Malik , Al- Maalik , Al-Maliik

A. Penyebutan di dalam Al-Qur’an dan Hadits

  1. Nama Allah Al-Malik (المَلِكُ)

Dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak lima kali. Di antaranya:

مَلِكِ يَوْمِ الدِّينِ  [الفاتحة: 4]

“Dzat Yang Merajai pada Hari Kiamat.(Qs. Al-Fatihah:4)

مَلِكِ النَّاسِ  [الناس: 2]

“Dzat Yang Merajai manusia. (Qs. An-Naas:2)

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ  [طه: 114]

“Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. (Qs. Thoha:114)

يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ  [الجمعة: 1]

“Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah. Maha Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.(Qs. Al-Jumu’ah: 1)

  • Di dalam Hadits,

عَنْ عَلِىِّ بْنِ أَبِى طَالِبٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- …. اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ (رواه مسلم)

Dari Ali bin Abu Tholib, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:… Ya Allah, Engkau lah Raja tiada Tuhan selain Engkau. (HR. Muslim)

2.        Nama Allah Al- Maalik (المَالِكُ)

  • Penyebutan Nama Allah Al- Maalik (المَالِكُ) di dalam Al-Qur’an

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ [آل عمران: 26]

“Katakanlah (Muhammad), Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan. Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. (Qs. Ali Imran: 26)

  • Di dalam Hadits,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم : أَخْنَعُ اسْمٍ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ يُدْعَى مَالِكَ الأَمْلاكِ ، لا مَالِكَ إِلاَّ اللَّهُ (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:  Sesungguhnya gelar (nama) yang paling hina di hadapan Allah ialah seseorang yang menggunakan gelar “Malikul Amlak” (Raja Diraja), tidak ada raja kecuali Allah.” (HR. Muslim)

  1. Nama Allah Al-Maliik (المَلِيكُ)

  • Penyebutan Nama Allah Al-Maliik (المَلِيكُ) di dalam Al-Qur’an

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ () فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ  (القمر:54-55)

“Sungguh orang-orang yang bertakwa berada di taman-taman dan sungai-sungai. Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan AL-MALIIK (المَلِيكُ).” (QS. Al- Qomar:54-55)

B. Makna secara Bahasa

Al-Malik (المَلِكُ), Al- Maalik (المَالِكُ), Al-Maliik (المَلِيكُ) berasal dari akar kata yang sama, yaitu: ma-la-ka (مَلَكَ).

  • Al-Malik (الملك) berpola Al-fa’ilu (الفَعِلُ) berasal dari mashdar mulkun (مُلْكٌ) artinya kerajaan.

  • Al- Maalik (المالك) berpola Al-faa’ilu (الفَاعِلُ) berasal dari mashdar milkun (مِلْكٌ) artinya kepemilikan.

  • Al-Maliik (المليك) berpola Al-fa’iilu (الفَعِيلُ) adalah sighoh mubalaghoh berfungsi untuk menunjukkan makna yang mendalam atau maksimal.

C. Makna  Al-Malik (المَلِكُ), Al-Maalik (المَالِكُ), Al-Maliik (المَلِيكُ) sebagai Nama Allah

  • Al-Malik (المَلِكُ), maksudnya Allah lah Dzat Yang Merajai segala sesuatu dengan ketetapan-ketetapan-Nya. Dia berbuat sekehendak-Nya terhadap apapun, tiada yang bisa menghalangi-Nya dan menentang-Nya. Segala apapun yang Dia kehendaki pasti terjadi sebagaimana tidak ada apapun yang terjadi pasti dengan kehendak-Nya.

  • Al-Maalik (المَالِكُ), maksudnya Allah lah Dzat Yang Memiliki segala sesuatu. Kepemilikan-Nya adalah mutlak. Hal tersebut dikarenakan dua alasan. Pertama: Dialah Yang menciptakan segala sesuatu. Sebagaimana dalam kehidupan manusia, siapa pun yang menciptakan maka dia pemiliknya karena hak cipta ada padanya. Juga, penulis. Dialah pemiliknya karena hak intelektual ada padanya. Jika mereka menuntut royalty atas hak cipta dan intelektualnya tentu dibenarkan.  Kedua: Dialah Dzat Yang Kekal. Maka Dialah Pemilik mutlak. Karena sesuatu yang mati tidak bisa memiliki secara mutlak. Kepemilikannya akan berpindah kepada yang lainnya yang masih hidup.

  • Al-Maliik (المَلِيكُ), maksudnya adalah Dzat Yang menjadikan siapa pun yang dikehendaki-Nya untuk merajai dan memiliki. Dialah Yang menentukan posisi dan kedudukan seseorang sekehendak-Nya di dunia dan akhirat. Contoh: Bisa saja ada seseorang dalam pandangan sosial di dunia adalah orang rendahan. Namun, di sisi-Nya dia ditempatkan pada kedudukan yang sangat tinggi. Atau sebaliknya, seseorang di dunia dalam strata sosialnya sebagai orang mulia nan terpandang. Namun, di sisi-Nya dia ditempatkan pada kedudukan yang sangat rendah dan hina.

D. Tadabbur

Terkadang ada orang merajai karena keberadaannya sebagai presiden, tapi dia tidak memiliki. Buktinya setelah masa jabatannya habis dia menjadi rakyat biasa. Nyatalah dia hanya merajai tapi tidak memiliki.

  1. Terkadang ada orang memiliki karena dialah pemilik kerajaan. Tapi dia tidak merajai. Buktinya dia tidak punya kebijakan apa pun. Kebijakan roda kehidupan berbangsa dikendalikan oleh perdana menteri. Nyatalah dia hanya memiliki tetapi tidak merajai.
  2. Allah lah Dzat Yang Memiliki dan Merajai. Bahkan kepemilikan dan kerajaan-Nya itu mutlak.
  3. Ketika kita menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang kerajaannya mutlak, maka janganlah ada seseorang yang tertipu dengan kerajaannya, melainkan ia harus tunduk kepada Dzat Yang Merajai secara mutlak.
  4. Ketika kita menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang kepemilikannya mutlak, maka janganlah ada seseorang yang tertipu dengan kepemilikannya, melainkan ia harus tunduk kepada Dzat Yang Memiliki secara mutlak.
  5. Dialah Dzat Yang Merajai, Yang Memiliki dan Yang menjadikan hamba-Nya berderajat tinggi atau sebaliknya SECARA MUTLAK.
 
Judul Buku : Memahami Al-Asma’ul Husna Jilid 2

 

Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc. Hafizhahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa THAYBAH Surabaya)

Untuk informasi lebih lanjut terkait bedah buku, silakan hubungi kontak di bawah ini