Anak membutuhkan pengarahan karena pengalaman hidupnya masih minim. Maka pendidikan Nabi shallallahu `alaihi wa sallam didasarkan pada bersegera di dalam mengarahkan kepada etika dan perilaku yang baik. Di antaranya adalah sabda beliau kepada Hasan bin Ali ketika dia masih kanak-kanak:
عَنْ أَبِي الْحَوْرَاءِ السَّعْدِيِّ قَالَ قُلْتُ لِلْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ مَا حَفِظْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ (رواه الترمذى)
“Dari Abu al-Haura as-Sa’di, dia mengatakan: Saya berkata kepada Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu: Apakah Anda hapal (sesuatu) dari Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam? Dia mengatakan: Saya menghapal (sesuatu) dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yaitu: Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya jujur itu ketenangan dan dusta itu keraguan” (HR. At-Tirmidzi)
Hasan sangat menghapal sabda Nabi shallallahu `alaihi wa sallam tersebut, karena hal itu begitu tertanam kuat di dalam hatinya. Lihat juga arahan beliau kepada Ibnu Umar ketika masih kecil:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ (رواه البخاري)
“ Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu, dia mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegangi pundakku sambil mengatakan: Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang menyeberang jalan. Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: Jika Anda di sore hari janganlah menunggu pagi, jika Anda di pagi hari janganlah menunggu sore. Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum masa sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu” (HR. Bukhari)
Teguran beliau kepada Umar bin Abi Salamah:
عُمَرَ بْنَ أَبِي سَلَمَةَ يَقُولُ: كُنْتُ غُلَامًا فِي حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ (رواه البخارى ومسلم)
“Umar bin Abu Salamah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Ketika saya kecil di dalam asuhan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tangan saya kesana kemari pada nampan (untuk mengambil makanan). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegurku: Ya Ghulam (anak kecil), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang dekat darimu. ( Dia berkata;) Demikianlah cara makanku setelah kejadian itu” (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikianlah beberapa contoh pendidikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Betapa beliau bersegera meluruskan kekeliruan yang terjadi pada anak didiknya. Sementara para orang tua zaman sekarang, sungguh sangat disayangkan, banyak di antara mereka yang tidak memperhatikan masalah ini. Mereka tidak mengarahkan ketika melihat, misalnya: anaknya bersikap suka memusuhi kawan-kawannya yang tidak seide atau sependapat, bersikap kejam kepada kawannya, ketika sedang makan kue tidak menawari kawan-kawannya, berkata jorok, atau mementingkan diri sendiri dan lain-lain.
Bersambung…