Solusi Investasi Akhirat Anda

Oh..Kematian?! (Ciri-Ciri Husnul Khotimah Bag. 4)

E. Ciri-Ciri Husnul Khotimah
Husnul khotimah artinya good ending atau akhir yang baik. Maksudnya, seseorang meninggalkan dunia menuju Akhirat yang dimulai dari alam barzakh dengan kondisi baik sehingga baik pula di alam barunya tersebut. Syariat menginformasikan di antara ciri-cirnya, yaitu:
a .Meninggal dalam perang jihad fi sabilillah
Allah ta’ala berfirman,

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ ۞ فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ( آل عمران: 169،170)

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergembira terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (QS. Ali Imron:169-170)

أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “ما أحد يدخل الجنة يحب أن يرجع إلى الدنيا وله ما على الأرض من شيء إلا الشهيد يتمنى أن يرجع إلى الدنيا فيقتل عشر مرات لما يرى من الكرامة (رواه البخاري ومسلم من أنس بن مالك)

“Tidak satupun seseorang yang masuk Surga ingin kembali ke dunia, sekalipun seluruh dunia dan isinya diberikan kepadanya, kecuali orang yang mati syahid. Sesungguhnya ia berangan-angan hendak kembali (ke dunia) kemudian terbunuh hingga sepuluh kali, karena ia melihat mulianya mati syahid.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)
Derajat syahadah (mati syahid) ini diharapkan juga bisa diraih bagi orang yang memintanya kepada Allah ta’ala secara ikhlas tetapi tidak berkesempatan turut andil dalam suatu peperangan di medan jihad. Nabi shallahu’alaihi wasallam bersabda,

من سأل الله الشهادة بصدق، بلغه الله منازل الشهداء، وإن مات على فراشه (رواه مسلم وأبو داود عن أبى هريرة)

Barangsiapa yang memohon mati syahid kepada Allah ta’ala dengan tulus (benar), niscaya Allah akan menyampaikannya ke derajat orang-orang yang mati syahid meskipun ia mati di atas tempat tidurnya.” (HR. Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah)
b. Mengucapkan kalimat “Laa ilaaha illa Allah” di akhir hayatnya.
Nabi shallahu’alaihi wasallam bersabda,

“من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة (رواه أبو داود عن معاذ)

Barangsiapa yang akhir ucapannya “Laa ilaaha illa Allah” niscaya masuk Surga (HR. Abu Daud dari Mu’adz)
c. Pelipisnya berkeringat

روى الترمذي في سننه من حديث بريدة بن الحصيب – رضي الله عنه -: عن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “المؤمن يموت بعرق الجبين

Dari Nabi shallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda: Seorang mukmin itu meninggal dunia dengan keringat di pelipisnya(HR. At-Tirmidzi dari Buraidah bin Hushaib)
Ada sebagian ulama yang mencoba menyingkap hikmah mengenai pemberitaan dari Nabi shallahu’alaihi wasallam ini. Ada yang mengatakan hal itu dampak dari beratnya keadaan saat menghadapi kematian karena suatu dosa yang masih ada padanya. Dia merasa kesakitan demi membersihkan dosa tersebut. Ada yang mengatakan itu disebabkan malu ketika mendapatkan kabar gembira sementara dirinya terdapat dosa-dosa. Saking malunya kepada Allah ta’ala menjadikan pelipisnya berkeringat. Ada yang mengatakan keringat pada pelipis itu tanda kematian seorang mukmin meskipun tidak bisa disingkap hikmahnya.
d. Meninggal dunia karena tho’un

أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “الطاعون شهادة لكل مسلم” (رواه البخاري ومسلم عن أنس بن مالك)

Nabi shallahu’alaihi wasallam bersabda: Tho’un itu syahid bagi setiap muslim” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)
e. Meninggal dunia karena sakit perut

أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “من مات في البطن فهو شهيد (رواه مسلم عن أبى هريرة)

“Nabi shallahu’alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang meninggal dunia karena sakit perut maka dia syahid” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
f . Meninggal dunia disebabkan kebakaran, tenggelam, keruntuhan, radang selaput dada dan karena hamil atau melahirkan anak

أن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – جاء يعود عبد الله بن ثابت فوجده قد غلب، فصاح به رسول الله – صلى الله عليه وسلم – فلم يجبه، فاسترجع رسول الله – صلى الله عليه وسلم – وقال: “غلبنا عليك يا أبا الربيع”، فصاح النسوة وبكين، فجعل ابن عتيك يسكتهن، فقال رسول الله – صلى الله عليه وسلم -: “دعهن فإذا وجب فلا تبكين باكية”، قالوا: وما الوجوب يا رسول الله؟ قال: الموت، قالت ابنته: والله إن كنت لأرجو أن تكون شهيدًا فإنك كنت قد قضيت جهازك، قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم -: “إن الله قد أوجع أجره على قدر نيته، وما تعدون الشهادة؟” قالوا: القتل في سبيل الله تعالى، قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم -: “الشهادة سبع سوى القتل في سبيل الله: المطعون شهيد والغريق شهيد وصاحب ذات الجنب شهيد والمبطون شهيد وصاحب الحريق شهيد والذي يموت تحت الهدم شهيد والمرأة تموت بجمع شهيد (رواه أبوداود عن جابربن عتيك)

Rasulullah shallahu’alaihi wasallam datang mengunjungi Abdullah bin Tsabit. Beliau mendapatinya telah parah sakitnya. Rasulullah shallahu’alaihi wasallam memanggilnya dan Abdullah tidak menjawab panggilan beliau. Lalu beliau mengucapkan istirja’ (INNAALILLAAHI WA INNAA ILAIHI RAAJI’UUN), dan berkata: “Taqdirmu telah mendahului kami wahai Abu Ar Rabi’! Para wanita berteriak dan menangis, lalu Ibnu ‘Atik mendiamkan mereka. Rasulullah shallahu’alaihi wasallam bersabda: “Biarkan mereka, seandainya ia telah ‘wajab’ maka janganlah ada seorang wanita yang menangis!” Mereka bertanya; apakah ‘wajab’ itu wahai Rasulullah? Beliau bersabda: “Meninggal dunia”. Anak wanitanya berkata; Demi Allah, sungguh aku berharap kamu menjadi orang yang syahid. Sungguh engkau telah menyelesaikan persiapan (perang)mu. Rasulullah shallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah ta’ala telah memberikannya pahala sesuai dengan niatnya. Apakah yang kalian anggap sebagai mati syahid?” Mereka menjawab; Terbunuh di jalan Allah ta’ala. Rasulullah shallahu’alaihi wasallam bersabda: “Mati syahid selain terbunuh di jalan Allah ada tujuh, yaitu: orang yang meninggal karena terkena penyakit tha’un, syahid. Orang yang mati tenggelam, syahid. Orang yang meninggal karena sakit radang selaput dada, syahid. Orang meninggal karena sakit perut, syahid. Orang yang terbakar, syahid. Orang yang meninggal terkena reruntuhan, syahid. Dan seorang wanita yang meninggal dalam keadaan hamil juga syahid.(HR. Abu Daud dari Jabir bin ‘Atik)
g. Meninggal dunia karena mempertahankan agama, jiwa dan harta

قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم -: “من قتل دون ماله فهو شهيد ومن قتل دون أهله أو دون دمه أو دون دينه فهو شهيد (روأه أبو داود عن سعيد بن زيد)

Rasulullah shallahu’alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang terbunuh karena mempertahankan hartanya maka dia syahid. Siapa yang terbunuh karena mempertahankan keluarganya, nyawanya, atau agamanya maka dia syahid.” (HR. Abu Daud dari Sa’id bin Zaid)

جاء رجل إلى رسول الله – صلى الله عليه وسلم – فقال: يا رسول الله! أرأيت إن جاء رجل يريد أخذ مالي؟ قال: “فلا تعطه مالك”، قال: أرأيت إن قاتلني؟ قال: “قاتله”، قال أرأيت إن قتلني؟ قال: “فأنت شهيد”، قال: أرأيت إن قتلته؟ قال: “هو في النار” (رواه مسلم عن أبي هريرة)

“Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah a dan menanyakan: “Ya Rasulullah! Bagaimana menurutmu, kalau ada seseorang hendak merampas hartaku?” Jawab Nabi: “Jangan egnkau berikan hartamu kepadanya!” Tanya laki-laki: “Bagaimana menurutmu, kalau dia memerangiku?” Nabi menjawab: “Perangi dia!”. Tanya laki-laki: “Bagaimana kalau dia membunuhku?” Nabi menjawab: “Maka engkau mati syahid!” Laki-laki bertanya: “Bagaimana kalau saya membunuhnya?” Nabi menjawab: “Maka dia masuk Neraka” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Judul buku : Oh..Kematian?!

Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc. Hafidzahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya)