Solusi Investasi Akhirat Anda

Nama Allah Al-Jabbar (الجبار) 

Biasanya pada tulisan-tulisan ilmiyyah Allah Al-Jabbar (الجبار) diterjemahkan dengan Maha Kuasa, 

A. Penyebutan Nama Allah Al-Jabbar (الجبار) di dalam Nash

Disebutkan di dalam Al-Qur’an hanya sekali, yaitu:

هُوَ اللهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ  [الحشر: 32]

B. Makna Al-Jabbar (الجبار) Secara Bahasa

Al-Jabbar (الجبار) berasal dari tiga huruf ja-ba-ra (جبر), yang berarti:

a. Berkuasa penuh

جبرالرجل على الأمر  – – يجبرجبرا وجبورا 

“Seseorang berkuasa penuh atas urusannya”

الجبر خلاف الكسر

b. Jabr (جبر) itu kebalikan dari kasr (كسر) / pecah. Jadi, Jabr (جبر) artinya menambal atau menjadikan utuh. Disebutkan dalam ungkapan bahasa Arab:

جير العظم أي يجبر العظم من الكسر

“Seseorang menambal tulang dari keretakan/pecah”

c. Jabr (جبر) juga bermakna lebat / rindang. Disebutkan dalam ungkapan bahasa Arab:

تجبر النبت و الشجر أي احضر و أورق

“Tanaman dan pohon itu hijau dan lebat”

d. Disebutkan oleh Syaikh Abdul ‘Aziz bin Nashir Al-Jalil bahwa Al-Jabbar (الجبار) artinya yang besar, kuat dan tinggi. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

قَالُوا يَا مُوسَى إِنَّ فِيهَا قَوْمًا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا حَتَّى يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنَّا دَاخِلُونَ [المائدة: 22]

“Mereka berkata: Wahai Musa! Sesungguhnya di dalam negeri itu ada jabbarin (orang-orang yang besar, kuat dan tinggi), kami tidak akan memasukinya hingga mereka keluar darinya. Jika mereka keluar dari sana, niscaya kami akan masuk” (QS. Al-Maidah: 22)

C. Makna Al-Jabbar (الجبار) Sebagai Nama Allah

Allah Al-Jabbar (الجبار)  maksudnya adalah Dia berkuasa untuk menambal, menutupi atau mengubah kefakiran menjadi kecukupan, keadaan sakit menjadi sehat, kegagalan dan kekecewaan menjadi taufiq (petunjuk) dan keberhasilan, rasa takut dan sedih menjadi keamanan dan ketentraman. Dialah Dzat Yang Maha Kuasa atas seluruh makhluknya di mana Dia sepenuhnya merealisasikan pada makhluk-Nya apa pun yang dikehendaki. Dan tidak ada siapapun dan apapun yang menghalangi atau mengalahkan-Nya.

Al-Jabbar (الجبار) adalah nama khusus bagi Allah. Ia mengandung sifat kesempurnaan yang dengannya Dia terpuji. Karena di dalam kekuasaannya-Nya (yang merupakan salah satu makna dari nama-Nya ini) mengandung makna rahmat, nikmat dan kesombongan. Dengan kesombongan-Nya, Dia akan menghinakan dan merendahkan para pelaku kezhaliman dan pada saat yang sama menolong para wali-Nya di dalam menghadapi orang-orang kafir, para pendusta dan musuh-musuh Islam.

Adapun kesombongan bagi makhluk adalah sifat tercela, dan merupakan sebab pelakunya dikunci mati hatinya. Hal ini sebagaimana Allah jelaskan di dalam Al-Qur’an:

كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ  [غافر: 53]

“Demikianlah Allah mengunci setiap hati orang yang sombong” (QS. Ghofir: 35)

Allah mengancam pelaku kesombongan dengan adzab yang pedih, sebagaimana firman-Nya:

وَاسْتَفْتَحُوا وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ ◯ مِنْ وَرَائِهِ جَهَنَّمُ وَيُسْقَى مِنْ مَاءٍ صَدِيدٍ ◯ يَتَجَرَّعُهُ وَلَا يَكَادُ يُسِيغُهُ وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ [إبراهيم: 15 – 17]

“Dan mereka memohon diberi kemenangan, dan binasalah semua orang yang berlaku sombong/sewenang-wenang. Di hadapannya ada Neraka Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah. Diteguk-teguknya (air nanah tersebut) dan dia hampir tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) kematian kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati dan di hadapannya masih ada adzab yang berat” (QS. Ibrahim: 15-17)

D. Doa dan Dzikir yang Sesuai dengan Makna Nama Al-Jabbar (الجبار)

Disebutkan di dalam Hadits At-Tirmidzi dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam membaca di antara dua sujud:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي #

Ya Allah! Ampunilah aku, sayangilah aku, tambal lah (kekurangan) ku, tunjukilah aku dan berilah aku rizki.

Disebutkan di dalam Sunan Abu Daud dari Auf bin Al-Asyja’I bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ruku’ membaca:

سُبْحَانَ ذِى الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ #

Maha Suci Allah yang memiliki keperkasaan, kerajaan, kesombongan, dan keagungan.

E. Tadabbur

  1. Keharusan tunduk kepada keperkasaan Allah, sehingga seseorang yang mentauhidkan-Nya dengan nama-Nya Al-Jabbar (الجبار) ini tidak akan memiliki rasa sombong dalam dirinya yang menjadikannya tidak menyepelekan orang lain dan tunduk kepada kebenaran. Ia mudah menerima kebenaran kapanpun, di manapun dan dari siapapun tanpa pengingkaran. Ia senantiasa berharap kepada pertolongan-Nya, bertaubat dan beristighfar kepada-Nya.
  2. Keharusan tawadhu’ kepada Allah dengan menerima seluruh hukum-hukum-Nya dan seluruh kebenaran dari-Nya. Juga bersikap tawadhu’ di hadapan sesama manusia. 
  3. Di antara pemahaman terhadap nama Allah Al-Jabbar (الجبار) menjadikan kita harus semangat untuk berbuat hal-hal yang sifatnya penambalan atau memperbaiki amalan seperti; shalat sunnah untuk menambal shalat wajib, berbuat kebaikan untuk menutupi kesalahan, banyak bershodaqoh untuk menutupi dosa riba yang diperbuat sebelumnya dan lain-lain.