Solusi Investasi Akhirat Anda

Manusia Diciptakan untuk Diuji

Keberadaan manusia di muka bumi dengan apapun yang melingkupinya tidak lain  adalah ujian dari Allah ‘Azza wa Jalla. Apa saja yang melingkupinya?

Terkait peribadahan; shalat, puasa, shodaqoh, tholabul ‘ilmi, dzikir, membaca Al-Qur’an dan lain-lain. Apakah mengerjakan yang wajib saja ataukah juga yang sunnah-sunnah? Sekedar gugur kewajiban saja ataukah mengejar keutamaan-keutamaan?

Terkait harta; kaya atau miskin. Bersyukurkah atau kufur? Sabarkah atau putus asa?

Terkait kedudukan; pejabat atau rakyat. Pemimpin atau staff. Bos atau anak buah. Bagaimana menempatakan dirinya?

Terkait fisik: Sehat atau sakit. Bagaimana mensikapi keduanya?

Terkait waktu: Setiap orang mendapatkan jatah waktu sehari semalam 24 jam. Untuk apa saja?

Terkait keadaan; senang dan berkelapangan atau sedih dan berkesempitan. Bagaimana me-menage-nya?

Terkait posisi; sebagai tetangga, teman kuliah, teman sejawat, penjual, pembeli, teman main dan lain-lain. Berlemah lembutkah atau kasar?

Terkait hukum: Halal kah yang dicari atau haram yang diambil?

Terkait tempat: Yang kondsusif untuk ibadah atau yang menjauhkan dari ibadah?

Terkait teman: yang ukhrowi oriented ataukah yang hedonis?

Terkait profesi: Pedagang, guru, dosen, polisi, wartawan, nelayan, pilot, supir, pegawai kantor dan lain-lain termasuk dokter dan nakes. Semuanya diuji sesuai profesinya masing-masing.

Sebagai dokter dan nakes, apakah menunaikan tugas asal gugur kewaiban ataukah menunaikannya sepenuh hati? Apakah penanganannya doing on rule ataukah out of the box? Semuanya di sisi Allah ada raportnya masing-masing.

Terlebih kondisi saat ini. Pandemi covid 19 menjadikan dokter dan nakes bercibaku lebih keras lagi. Ingat baik-baik!! Semakin besar ujiannya semakin tinggi derajatnya dengan syarat ujian tersebut dihadapi dengan sebaik-baiknya

Berikut ini, saya nukilkan dalil tentang keberadaan manusia yang tidak lain untuk DIUJI. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

وَبَلَوْنَاهُم بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (الأعراف:168)

“Dan Kami uji mereka dengan kebaikan (hasanat) dan keburukan (sayyiaat) agar mereka kembali (kepada Tuhannya)” (QS. Al-A’rofL168)

Disebutkan di dalam tafsir Al-Qurthubi,

وبلوناهم أي اختبرناهم بالحسنات أي بالخصب والعافية والسيئات أي الجدب والشدائد لعلهم يرجعون ليرجعوا عن كفرهم

“Kami uji mereka dengan hasanaat maksudnya adalah tanah yang subur dan Kesehatan, dan kami uji dengan sayyiaat maksudnya adalah tanah tandus dan kesulitan-kesulitan agar mereka kembali dari kekukufuran”.

Kita harus menyadari dan selalu ingat bahwa kemudahan dan kesulitan, kesenangan dan kesedihan, sehat dan sakit semuanya adalah ujian dari Allah. Untuk itu berjalanlah sesuai ketentuan yang telah digariskan. Jalanilah hidup ini bagaimanapun keadaannya di manapun tempatnya apapun posisinya sesuai dengan rambu-rambu syariat-Nya. Jangan malah lari, menghindar dan menjauhi pedoman dari-Nya.

وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُم بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُم بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَىٰ أَجَلٌ مُّسَمًّى ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ (الأنعام: 60)

“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan” (QS. Al-An’am: 60)

Disebutkan dalam tafsir As-Sa’di bahwa Allah menjadikan manusia tidur untuk beristirahat. Karena badan perlu diistirahatkan agar segar kembali. Lalu dibangunkan dalam keadaan sudah fresh untuk bisa berbuat dan bekerja secara maksimal. Demikian seterusnya hingga datang ajalnya. Dan, nanti dibangunkan kembali pada hari Kiamat untuk melihat hasil apa yang telah diperbuatnya selama di dunia. [selesai}.

Tentu disebutkan malam untuk istirahat tidak bertentangan dengan orang yang profesinya justru di malam hari. Karena Allah menyebutkan sesuatu yang sifatnya umum, dan demikian perihal waktu malam, Dia ‘Azza wa Jalla menjadikannya dengan karakter yang sangat cocok dan mendukung untuk istirahat.

Jelaslah, manusia diciptkan dengan kondisi dinamis. Adakalanya bekerja dan adakalanya istrirahat sehingga bisa maksimal dalam berbuat demi kemaslahatannya di dunia dan Akherat. Jadi, bukan untuk dunia saja tapi juga yang lebih penting dari itu yaitu Akherat. Intinya selama di dunia kapanpun dan bagaimanapun ranah manusia itu SEDANG MENJALANI UJIAN.

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (الملك: 2)

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi M,aha Pengampun” (QS. Al-Mulk:2)

Disebutksn dalam Tafsir Ibnu Katsir,

ومعنى الآية: أنه أوجد اخلائق من العدم ليبلوهم و يختبرهم أيهم أحسن عملا؟ كما قال تعالى: كيف تكفرون بالله وكنتم أمواتا فأحياكم (البقرة:28)

“Maksud ayat ini adalah Allah mewujudkan manusia dari ketiadaan lalu Dia “Azza wa Jalla wujudkan untuk Dia uji siapakah di antara mereka yang paling baik amalannya? Sebagaimana Dia berfirman dalam surat Al-Baqoroh: 28: Bagaimana mungkin ingkar kepada Allah padahal kalian sebelumnya tidak ada (mati) lalu Allah wujudkan (hidup)”.

Di masa pandemi, ujian dokter dan nakes  sangatlah berat. Tetap tegarlah !! Ini ujian yang special  karena telah berkepanjangan dan akan berakhir sampai suatu waktu yang belum diketahui.

Judul buku : Untukmu Dokter dan Nakes

Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc.Hafizhahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya)