شبهة: إذا كان صيام يوم عرفة يكفر سنتين فلماذا نصومه
منذ 2021-07-16
الجواب: فضائل الصيام ليست محصورة في تكفيره للذنوب، فمن فضائله: تهذيب النفس وإعانتها على التقوى، والثواب الجزيل المضاعف الذي لا يعلم قدر مضاعفته إلا الله
في الجواب عن شبهة إذا كان صيام يوم عرفة يكفر سنتين فلماذا نصومه كل عام مع أن الذنوب قد كُفّرت، أجاب العلماء على هذه الشبهة بعدة أجوبة ينظر تفصيلها في الجواب المطول
الجواب: الحمد لله. ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم أن صيام يوم عرفة يكفر ذنوب سنتين: سنة ماضية، وسنة مستقبلة. رواه مسلم (1162).
فإذا كفَّر صيامُ يوم عرفة ذنوبَ السنة المستقبلة فهل معنى ذلك أنه لا يصام في السنة المستقبلة، لكون ذنوبها قد كفرت؟
:الجواب: لا. وذلك للأسباب التالية
السبب الأول: أن الأعمال الصالحة التي رتب الشرع على فعلها الثواب وتكفير الذنوب إنما يكون ذلك إذا أداها العبد كاملة، فإذا أداها ناقصة نقص ثوابها، ونقص تكفيرها للذنوب.
ففي الصلاة، أخبر النبي صلى الله عليه وسلم أن العبد قد ينصرف من صلاته ولم يكتب له إلا عشرها. رواه الإمام أحمد (4/321) وصححه الألباني في “صحيح الجامع” (1626).
وفي الصيام: قال النبي صلى الله عليه وسلم: « رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ» رواه ابن ماجه (1690) وصححه الألباني في “صحيح ابن ماجه”.
وقال النبي صلى الله عليه وسلم: «مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ » رواه البخاري (6057).
فإذا صام العبد صياما ناقصا لم يَقْوَ على تكفير كل الذنوب، فيصوم العام القادم ليكفر ما بقي من الذنوب.
السبب الثاني: إذا افترضنا أن العبد قد أتى بالصيام كاملا، فإن صيام العام المقبل يخفف الكبائر – إن وجدت- أو يكون له ثوابا – إن لم توجد كبائر.
وهذا ليس خاصا بصيام يوم عرفة، فقد أخبر الرسول صلى الله عليه وسلم عن كثير من الأعمال الصالحة أنها تكفر الذنوب، كالوضوء، والصلوات الخمس، وصيام رمضان، والعمرة، والحج، وقول: سبحان الله وبحمده مائة مرة صباحا ومساء.. وغير ذلك.
فلا يصح أن يقول العبد: إنه يكتفي بعبادة واحدة من هذه العبادات تكفر ذنوبه، ويترك ما عداها.
قال النووي في “المجموع” (6/432):
“فان قيل: فإذا كفَّر الوضوء فماذا تكفره الصلاة؟ وإذا كفَّرت الصلوات فماذا تكفره الجمعات ورمضان؟ وكذا صوم يوم عرفة كفارة سنتين، ويوم عاشوراء كفارة سنة، وإذا وافق تأمينه تأمين الملائكه غفر له ما تقدم من ذنبه.
فالجواب: ما أجاب به العلماء: أن كل واحد من هذه المذكورات صالح للتكفير، فإن وجد ما يكفره من الصغائر: كفَّره.
وإن لم يصادف صغيرة، ولا كبيرة: كتبت به حسنات، ورفعت له به درجات، وذلك كصلوات الأنبياء والصالحين والصبيان وصيامهم ووضوئهم وغير ذلك من عباداتهم.
وإن صادف كبيرة، أو كبائر، ولم يصادف صغائر: رجونا أن يخفف من الكبائر.
وقد قال أبو بكر في الإشراف في آخر كتاب الاعتكاف، في باب التماس ليلة القدر، في قوله صلي الله عليه وسلم: من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه قال: هذا قول عام، يُرجى لمن قامها إيمانا واحتسابا أن تُغفر له جميع ذنوبه، صغيرها وكبيرها.” انتهى.
وقال النووي أيضا في “شرح صحيح مسلم” (8 / 50 – 51):
“قوله صلى الله عليه وسلم : صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ معناه يكفر ذنوب صائمه في السنتين، قالوا: والمراد بها الصغائر، وسبق بيان مثل هذا في تكفير الخطايا بالوضوء، وذكرنا هناك أنه إن لم تكن صغائر، يرجى التخفيف من الكبائر، فإن لم يكن، رفعت درجات ” انتهى.
السبب الثالث: أن فضائل الصيام ليست محصورة في تكفيره للذنوب، فمن فضائله: تهذيب النفس وإعانتها على التقوى، والثواب الجزيل المضاعف الذي لا يعلم قدر مضاعفته إلا الله… وغير ذلك. وقد ذكرنا بعض هذه الفضائل في مقال: فضائل الصيام، فلينظر.
فعلى فرض أن الصيام لا يكفر الذنوب لكونها قد كفرت من قبل، فالمسلم يصوم لفضائل الصيام الكثيرة الأخرى.
والله أعلم.
الإسلام سؤال وجواب
https://ar.islamway.net/article/83819/
Syubhat: Kalau puasa ‘Arofah fadhilahnya menghapus dosa dua tahun, lalu mengapa kita terus melakukannya (setiap tahun)?
Jawab: Fadhilah puasa tidak terbatas pada penghapusan dosa. Ada fadhilah-fadhilah lainnya, seperti; melatih jiwa dan menguatkannya untuk ketaqwaan, pahala besar berlipat ganda yang tidak ada siapapun yang mengetahui kadarnya kecuali Allah.
Mengenai jawaban syubhat; Kalau puasa ‘Arofah fadhilahnya menghapus dosa dua tahun, lalu mengapa kita terus melakukannya (setiap tahun)? Bukankah dosa-dosa sudah dihapus? Para ulama menjawab syubhat ini dengan berbagai jawaban. Rinciannya bisa dilihat pada jawaban mereka yang panjang.
Jawaban pertama: Alhamdulillah. Adalah tsabit dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa puasa ‘Arofah sebagaiamna dalam riwayat Imam Muslim (1162) menghapus dosa-dosa dalam satu tahun; setahun sebelumnya dan setahun yang akan datang. Jika puasa ‘Arofah menghapus puasa satu tahun yang akan datang, bukankah berarti kita tidak perlu puasa tahun depan dimana dosa telah dihapus? Bukan demikian, karena beberapa sebab berikut ini:
a. Amal sholeh yang syareat menetapkan adanya pahala dan penghapusan dosa bagi pelakunya hanyalah berlaku bagi yang menunaikannya secara sempurna. Jika tidak sempurna maka berkurang juga pahala dan penghapusan dosanya.
- Di dalam masalah shalat; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menginformasikan tidaklah seorang hamba selesai dari sholatnya melainkan ada yang hanya dicatatkan baginya pahala sepersepuluhnya saja. Berdasarkan Hadits riwayat Imam Ahmad (4/321) yang dishohehkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shohihul Jami’ (1626).
- Di dalam masalah puasa; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menginformasikan betapa banyak orang berpuasa tapi tidak mendapatkan dari puasanya itu kecuali hanya lapar saja. Berdasarkan Hadits Ibnu Majah (1690) yang dishohehkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shohih Ibnu Majah.
Juga dalam riwayat Al-Bukhari (6057) bahwa barangsiapa tidak meninggalkan ucapan dan amalan dusta juga tindak kebodohan maka Allah tidak memiliki kepentingan dari meninggalkan makan dan minumnya.
Kalau seorang hamba berpuasa tapi tidak sempurna maka tidak mencukupi untuk menghapus keseluruhan dosa, sehingga dia perlu berpuasa pada tahun depannya untuk menghapus dosa yang tersisa.
b. Umpama kita memastikan seorang hamba benar-benar telah berpuasa dengan sempurna, maka puasanya di tahun mendatang akan meringankan dosa-dosa besar jika memilikinya, atau menjadikan pahala baginya jika tidak memiliki dosa-dosa besar.
Ini tidak khusus untuk puasa ‘Arofah. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan tentang banyaknya amal sholeh yang bisa menggugurkan dosa seperti wudhu, shalat lima waktu, puasa Ramadhan, umroh, haji, bacaan subhanallah wa bihamdihi 100x setiap pagi dan sore dan lain sebagainya. Maka tidak dibenarkan seseorang yang mengatakan cukuplah dengan satu ibadah dari ibadah-ibadah yang ada karena ia sudah menggugurkan dosa-dosa jadi tidak perlu ibadah-ibadah lainnya.
Imam An-Nawawi berkata di dalam Al-Majmu’ (6/432): Jika ada yang bertanya; Kalau wudhu sudah menghapus dosa, lalu apa yang dihapuskan oleh shalat? Jika shalat-shalat sudah menghapuskan dosa lalu dosa apa yang dihapuskan oleh Jum’at dan Ramadhan? Demikian juga puasa ‘Arofah yang menghapuskan dosa dua tahun, puasa ‘Asyuro menghapuskan satu tahun, dan ucapan “Amin” seseorang yang bertepatan dengan “Amin”nya Malaikat yang juga menghapuskan dosa.
Jawablah sebagaimana yang telah dijawab oleh para ulama: Masing-masing yang disebutkan di atas memang betul menghapus dosa-dosa.
- Jika dijumpai dosa-dosa kecil pada seseorang maka akan dihapuskannya. Jika tidak dijumpai dosa kecil dan dosa besar maka akan dicatat baginya kebaikan-kebaikan dan diangkat dengannya derajat-derajat. Tegasnya itulah (fadhilah amalan sholeh) seperti shalatnya para Nabi, para orang shalih, para anak-anak. Juga puasanya mereka, wudhunya mereka dan ibadah-ibadah lainnya.
- Jika dijumpai dosa besar tapi tidak ada dosa kecil, kita berharap (amalan) tersebut akan meringankan dosa besar. Di(sebutkan) dalam kitab “Al-Isyrof” pada pembahasan akhir Kitab I’tikaf Bab Mencari Lailatul Qodar, Abu Bakar berkata tentang sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (Barangsiapa menunaikan qiyamul lail di malam lailatul qodar karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu), ini sabda Nabi secara umum bahwa adalah suatu harapan bagi yang menunaikannya dengan iman dan ihtisab akan diampuni seluruh dosa-dosanya yang kecil dan besar.
Imam An-Nawawi juga mengatakan di dalam “Syarh Shohih Muslim” (8/50-51) : “Puasa ‘Arofah, saya berharap akan menghapus dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya” Maknanya dosa-dosa orang yang menunaikannya dihapus selama dua tahun. Mereka (para ulama) mengatakan yang dimaksud adalah dosa-dosa kecil. Sudah berlalu penjelasannya pada pembahasan dihapuskannya dosa-dosa dengan wudhu. Dan, kami sudah jelaskan bahwa jika tidak ada dosa kecil maka diharapkan semoga dosa-dosa besar akan diringankan. Jika tidak ada, maka derajat-derajat akan ditingkatkan.
c. Sesungguhnya fadhilah puasa tidak dibatasi pada penghapusan dosa. Fadhilah-fadhilah lainnya seperti: melatih jiwa dan menguatkannya untuk ketakqwaan, pahala besar berlipat ganda yang tidak ada yang mengetahui kadarnya kecuali Allah, dan lain sebagainya. Kami sudah jelaskan sebagian fadhilah-fadhilah ini dalam artikel Fadhilah-fadhilah puasa, Silahkan dilihat.
Umpama kita memastikan bahwa suatu puasa tidak menghapuskan dosa karena sudah dihapuskan dengan puasa sebelumnya, maka seorang muslim berpuasa untuk mendapatkan fadhilah-fadhilah lain yang sangat banyak
Judul buku : Terkadang ditanyakan bag.2
Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc.Hafizhahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya)