Solusi Investasi Akhirat Anda

Hukum shoff dalam shalat yang terputus oleh tiang

– السؤال: في الصفوف التي تتواجد بينها الأعمدة في المسجد أثناء صلاة الجماعة ، هل يجوز بعد العمود أن أقف لوحدي

الجواب:  الحمد لله.

ورد النهي عن الصف بين سواري المسجد (وهي الأعمدة) ؛ لأنها تقطع الصفوف .

فقد روى ابن ماجة (1002) عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ قُرَّةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ : (كُنَّا نُنْهَى أَنْ نَصُفَّ بَيْنَ السَّوَارِي عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنُطْرَدُ عَنْهَا طَرْدًا) صححه الألباني في “صحيح ابن ماجة” .

وروى الترمذي (229) عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ مَحْمُودٍ قَالَ : صَلَّيْنَا خَلْفَ أَمِيرٍ مِنْ الْأُمَرَاءِ ، فَاضْطَرَّنَا النَّاسُ فَصَلَّيْنَا بَيْنَ السَّارِيَتَيْنِ ، فَلَمَّا صَلَّيْنَا قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ : (كُنَّا نَتَّقِي هَذَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) وصححه الألباني في “صحيح الترمذي” .

قال ابن مفلح رحمه الله : وَيُكْرَهُ لِلْمَأْمُومِ الْوُقُوفُ بَيْنَ السَّوَارِي , قَالَ أَحْمَدُ : لِأَنَّهَا تَقْطَعُ الصَّفّ ” انتهى .الفروع” (2/39) .

إلا إذا كانت هناك حاجة للصف بين السواري ، لكثرة المصلين ، وضيق المسجد ، فلا كراهة حينئذ .

قال علماء اللجنة الدائمة للإفتاء : “يكره الوقوف بين السواري إذا قطعن الصفوف ، إلا في حالة ضيق المسجد وكثرة المصلين” انتهى .

“فتاوى اللجنة الدائمة” (5/295) .

وقال الشيخ ابن عثيمين رحمه الله :”الصف بين السواري جائز إذا ضاق المسجد ، حكاه بعض العلماء إجماعاً ، وأما عند السعة ففيه خلاف ، والصحيح : أنه منهي عنه ؛ لأنه يؤدي إلى انقطاع الصف ، لا سيما مع عرض السارية” انتهى .

فمتى ضاق المسجد بأهله ، وكثر عدد المصلين ، فلا مانع من الصف بين السواري .

وعليه : فإذا جئت إلى المسجد ، وقد وقف الناس في الصف ، ولم تجد مكاناً في الصف إلا بعد العمود فلا حرج في ذلك ، وليس هذا من الصلاة خلف الصف منفردا ، لأنك لم تقف خلف الصف، وإنما وقفت في الصف مع المصلين ولكن قُطع الصف بالعمود للحاجة إلى ذلك .

والله أعلم

Pertanyaan: Di antara shoff-shoff yang ada di masjid terdapat tiang-tiang (yang mengakibatkan terputus) ketika shalat berjamaah. Bolehkah setelah tiang saya berdiri shalat sendirian di situ?

Jawab: Alhamdulillah. Terdapat larangan membuat shof di antara tiang-tiang di masjid karena ia akan terputus. Ibnu Majah (1002) meriwayatkan dari Muawiyah bin Qurroh dari ayahnya, dia menuturkan:

كُنَّا نُنْهَى أَنْ نَصُفَّ بَيْنَ السَّوَارِي عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنُطْرَدُ عَنْهَا طَرْدًا)  صححه الألباني في “صحيح ابن ماجة(

“Kami dilarang membuat shoff di antara tiang-tiang pada zaman Rasulullah shallahllahu ‘alaihi wa sallam dan kami pun benar-benar meninggalkannya” (Dishohihkan oleh Al-Albani di dalam Shohih Ibnu Majah).

At-Tirmidzi (229) meriwayatkan dari Abdul Hamid bin Mahmud, ia menuturkan:

صَلَّيْنَا خَلْفَ أَمِيرٍ مِنْ الْأُمَرَاءِ ، فَاضْطَرَّنَا النَّاسُ فَصَلَّيْنَا بَيْنَ السَّارِيَتَيْنِ ، فَلَمَّا صَلَّيْنَا قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ : (كُنَّا نَتَّقِي هَذَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) وصححه الألباني في “صحيح الترمذي” .

“Kami shalat di belakang salah seorang pemimpin. Orang-orang mendesak kami. Kami pun shalat di antara dua tiang. Setelah kami selesai shalat, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Dulu pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kami menghindari ini” (Dishohihkan oleh Al-Albani di dalam Shohih At-Tirmidzi)

Ibnu Muflih rahimahullah berkata: Makruh bagi makmum untuk berdiri di antara tiang, Imam Ahmad mengatakan bahwa hal itu memutuskan shoff [selesai], Al-Furu’ 2/39.  

Kecuali jika di sana terdapat kebutuhan untuk membuat shoff di antara tiang-tiang misalnya karena banyaknya orang yang shalat atau sempitnya masjid, maka hal ini tidak makruh.

Ulama Al-Lajnah ad-Daimah Lil Ifta’ berkata: Makruh berdiri di antara tiang-tiang jika memutuskan shoff-shoff kecuali jika suatu keadaan seperti sempitnya masjid atau banyaknya orang yang shalat [selesai], Fatawa al-Lajanah Ad-Daimah 5/295.

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: Shoff di antara tiang-tiang boleh jika masjidnya sempit. Demikian sebagian ulama menjelaskannya secara ‘ijma. Namun, jika tempatnya luas maka tidak terdapat perbedaan pendapat, pendapat yang shohih hal tersebut dilarang karena menyebabkan terputusnya shoff. Terlebih jika tiangnya lebar [selesai].

Jadi, jika masjid sempit atau banyaknya orang yang shalat maka tidak mengapa membuat shoff diantara tiang-tiang. Jika Anda datang ke masjid yang orang-orang telah memadati shoff dan Anda tidak mendapatkan tempat kecuali shoff setelah tiang maka tidaklah mengapa dan tidak masuk dalam katagori sholat di belakang shoff turssendirian. Karena Anda tidak berdiri di belakang shoff melainkan Anda berdiri di shoff bersama para jamaah lainnya. Terputusnya shoff di sini terjadi karena ada kondisi yang mengharuskan demikian. Allahu A’lam.

Judul buku : Terkadang Ditanyakan 3

Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc. Hafidzahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya