1. Kedua tangan bertumpu pada kedua lutut dan punggung diluruskan
وَإِذَا رَكَعَ أَمْكَنَ يَدَيْهِ مِنْ رُكْبَتَيْهِ، ثُمَّ هَصَرَ ظَهْرَهُ (صحيح البخاري)
Dan jika rukuk maka beliau menempatkan kedua tangannya pada lutut dan meluruskan punggungnya (Shahihul Bukhari)
وَكَانَ إِذَا رَكَعَ لَمْ يُشْخِصْ رَأْسَهُ، وَلَمْ يُصَوِّبْهُ وَلَكِنْ بَيْنَ ذَلِكَ (صحيح مسلم)
“Apabila ruku’, beliau tidak mendongakkan kepalanya dan tidak pula merundukkannya, melainkan pertengahan antara keduanya (datar)” (HR. Muslim)
يَا مَعْشَرَ الْمُسْلِمِينَ، إِنَّهُ لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ ” (مسند أحمد)
“Wahai kaum muslimin! Sesungguhnya tidak ada shalat bagi yang tidak menegakkan punggungnya ketika ruku dan sujud” (Musnad Ahmad)
2. Merenggangkan jari-jemarinya
عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «إِذَا رَكَعَ فَرَّجَ أَصَابِعَهُ» (صحيح ابن خزيمة)
“Dari ‘Alqomah bin Wail dari ayahnya bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bila ruku’ merenggangkan jari-jarinya” (Shahih Ibnu Khuzaimah)
3. Pandangan mata tertuju pada tempat sujud
Hal ini didasarkan pada keumuman Hadits bahwa pandangan dalam seluruh gerakan shalat adalah ke tempat sujud selain ketika tasyahhud. Disebutkan dalam sebuah riwayat ‘Aisyah,
دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْكَعْبَةَ مَا خَلَفَ بَصَرُهُ مَوْضِعَ سُجُودِهِ حَتَّى خَرَجَ مِنْهَا»
(المستدرك على الصحيحين للحاكم ، هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ )
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki Ka’bah, beliau tidak melepaskan pandangannya dari tempat sujudnya hingga keluar darinya” (Al-Mustadrok ‘alash Shohihaini lil Hakim), Hadits Shahih sesuai persyaratan Bukhari dan Muslim tetapi keduanya tidak mengeluarkannya)
Judul buku : Variasi Bacaan & Gerakan Shalat Sholat
Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc.Hafizhahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya)