Solusi Investasi Akhirat Anda

Nama Allah Al-Qoyyum (القَيُّوْم)

A. Penyebutan Nama Allah Al-Qoyyum (القَيُّوْم) di dalam Nash

Dalam Al-Qur’an

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ [البقرة: 255] –

وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ  [طه: 111] –

Dalam Hadits

يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث ، أصلح لي شأني كله ، ولا تكلني  إلى نفسي طرفة عين (المستدرك على الصحيحين للحاكم)

B. Makna Al-Qoyyum (القَيُّوْم) Secara Bahasa

Disebutkan di dalam kamus Lisanul ‘Arab bahwa makna Al-Qoyyum (القَيُّوْم) adalah penjagaan dan perbaikan. Sebagaimana firman Allah:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ [النساء: 34]

“Para lelaki adalah qowwam (yang bertindak penjagaan dan perbaikan) atas para wanita” (QS. An-Nisa: 34)

إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا  [آل عمران: 57]

“Kecuali kamu terhadapnya terus-menerus menjaganya” (QS. Ali Imran: 75)

C. Makna Al-Qoyyum (القَيُّوْم) Sebagai Nama Allah

1. Imam Ibnul Qoyyim rahima hullah berkata: Makna Al-Qoyyum (القَيُّوْم) adalah Allah itu Dzat Yang berdiri dengan diri-Nya, tidak membutuhkan kepada apapun dan siapapun. Sementara apapun dan siapapun tidak bisa berlepas dari-Nya. Semuanya terikat kuat dengan Allah dalam keberadaannya dan pemenuhan kebutuhannya.

2. Imam Ibnul Qoyyim rahima hullah juga mengatakan: Dzat Yang berdiri dengan diri-Nya lebih sempurna daripada yang tidak berdiri sendiri. Barangsiapa yang “tidak butuhnya kepada pihak lain” merupakan kelaziman dzatnya, maka untuk berdiri dengan dirinya juga merupakan kelaziman dzatnya. Dia lah Allah Al-Qoyyum (القَيُّوْم) [selesai].

Saya akan memberikan ilustrasi dari kehidupan kita. Ada orang sebut saja namanya Fulan A yang segala kebutuhannya tidak pernah menggantungkan kepada orang lain.. Karena apapun yang dibutuhkan sudah tersedia pada dirinya. Dia telah memiliki segalanya; mobil, sepeda motor, sepada goes, kebutuhan pokok harian, pembantu rumah tangga, supir pribadi, sekretaris pribadi, tukang pijet, dokter, tukang taman, body guard, security, dan lain-lain. Sementara ada orang lain sebut saja namanya Fulan B, dia memiliki beberapa saja untuk pemenuhan kebutuhannya. Selebihnya harus bergantung kepada pihak lain. Mari kita bandingkan dua orang ini, Fulan A dan Fulan B! Siapakah yang lebih sempurna? Tentu Fulan A. 

Ketahuilah! Allah lah satu-satunya Dzat yang berdiri dengan diri-Nya, sementara selain-Nya sangat bergantung kepada-Nya. Bukan saja dalam pemenuhan kebutuhan, tetapi bahkan sejak perwujudannya di alam semesta ini. Allah lah yang mewujudkannya. Nyatalah bahwa Dia Al-Qoyyum adalah Robb yang seluruh makhluk harus menghambakan diri kepada-Nya.

3. Syaikh As-Sa’di mengatakan: Kalau Al-Hayyu (الحَيُّ) adalah Nama-Nya yang jami’ (mencakup) atas seluruh sifat dzat. Sementara Al-Qoyyum (القَيُّوْم) adalah nama-Nya yang jami’ (mencakup) atas seluruh sifat perbuatan. 

4. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: Nama Al-Qoyyum (القَيُّوْم) mengandung makna tidak punah, tidak berkurang dari kesempurnaan-Nya. Dia tidak mengalami hal-hal kekurangan atau kerusakan dan hal lainnya yang menjadikan diri-Nya terdapat cacat atau aib sebagaimana makhluk. Untuk itu Dia tidak ngantuk dan tidak tidur karena keduanya menafikan qoyumiyah-Nya (sifat berdiri dengan diri-Nya sendiri) di mana keduanya mengurangi kesempurnaan hidup, ilmu dan kekuasaan-Nya. Siapapun yang ngantuk dan tidur maka ketika itu pasti akan berkurang bahkan hilang ilmunya, pendengarannya, kekuasaannya, pembicaraannya dan lain-lain. Oleh karena itu Allah Mahasuci dari sifat ngantuk dan tidur [selesai].

D. Tadabbur

1. Semakin menyadari bahwa diri kita tidak memiliki daya dan kekuatan. Sehingga kitapun merasakan betapa kita sangat membutuhkan-Nya karena tidak bisa berlepas dari-Nya.

2. Mengikhlaskan isti’anah, istighotsah, i’tishom kepada Allah semata dan putusnya kebergantungan kepada makhluk yang lemah. Bahkan semuanya diatur oleh Allah dan butuh kepada-Nya. 

3. Pengaruh qoyumiyah-Nya (penjagaannya) pada seluruh makhluk sedemikian rupa tanpa kecuali baik benda yang diam atau bergerak, manusia yang taat atau fajir. Maka, sudah barang tentu ada perlakuan khusus terhadap para wali-Nya. Hal ini menjadikan kita semakin terlecut untuk terus meningkatkan peribadahan kita agar termasuk para wali-Nya.

4. Semakin meningkatnya rasa takut kepada Allah berbarengan dengan meningkatnya kesadaran akan muroqobatullah (pengawasan Allah), tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari-Nya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

أَفَمَنْ هُوَ قَائِمٌ عَلَى كُلِّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ  (الرعد: 33)

“Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap jiwa terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang lain?) (QS. Ar-Ra’du: 33)

Tentang ayat ini Imam Asy-Syaukani mengatakan: Allah adalah Dzat Yang Menjaga, Yang Mengurus dan Mengatur seluruh makhluk-Nya; ajal, perbuatan, rizki dan lain-lain.

5. Di antara doa yang ma’tsur dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Hadits Anas bin Malik terkait nama Allah Al-Qoyyum (القَيُّوْم),

  يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ  (سنن الترمذى)

“Wahai Dzat Yang Maha Hidup, Wahai Dzat Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu)!! Dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan” (Sunan At-Tirmidzi)

Juga dalam Hadits Anas bin Malik yang lainnya,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ إِنِّي أَسْأَلُكَ (سنن النسائي)

“Ya Allah!! Aku mohon kepada-Mu, sesungguhnya bagi-Mu lah segala pujian. Tiada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Mu., Yang Maha Pemberi nikmat. Wahai Pencipta langit dan bumi tanpa contoh sebelumnya. Wahai Robb Yang Maha Agung dan Maha Pemurah. Wahai Rabb yang mengurusi segenap makhluk, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu” (Sunan An-Nasa’i)