Ketika kita shalat, sebelum salam kita membaca doa perlindungan kepada Allah. Sebagaimana disebutkan di dalam Hadits Muslim dari Abu Hurairah,
<<اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ>>
“Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung kepada-Mu dari adzab jahannam, adzab kubur, fitnah kehidupan (baca: ujian hidup), fitnah kematian dan kejelekan fitnah al masih addajjal”
Kita akan bahas “fitnatul mahya” (ujian hidup). Ia meliputi, di antaranya:
- Ujian keimanan
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ [العنكبوت: 3-2]
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka itu dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman. Sedang mereka tidak diuji lagi. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahi orang-orang yang dusta” (QS. Al-Ankabut: 2-3)
Contoh-contoh ujian keimanan; Allah memerintahkan kita untuk shalat tepat waktu, Jujur dalam berbisnis, senang berinfak, banyak membaca al-Qur’an, beragama sebagaimana para Sahabat, membiarkan jenggot . Dia melarang kita bertransaksi riba, mencuri/korupsi, dusta, dan lain lain. Apakah kita lulus dari semua ujian ini? - Ujian harta dan anak.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ [التغابن: 15]
“Sesungguhnya harta-harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah, dan di sisi Allah lah pahala yang besar” (QS. At-Taghobun:15)
Kalau kita tidak berhati-hati harta akan menghancurkan kita. Demikian pula anak-anak, kalau orang tua tidak berhati-hati maka akan menjadikannya bakhil dan pengecut. Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّ الْوَلَدَ مَبْخَلَةٌ مَجْبَنَةٌ (رواه أحمد)
“Sesungguhnya anak itu bisa menjadikan (orang tua) bakhil dan pengecut” (HR. Ahmad) - Ujian kekufuran
Kita sebagai muslim haruslah bersyukur karena mendapatkan nikmat yang paling besar yaitu nikmat beragama Islam. Karena ia adalah satu-satu agama Allah ‘Azza wa Jalla. Memeluknya berarti telah dijamin masuk Surga. Namun, kita tidak boleh tenang bahwa kita pasti tetap beragama Islam kalau kita tidak berhati-hati dari perkara-perkara yang bisa membatalkan keislaman. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ (البقرة: 191)
“Fitnah itu lebih besar daripada pembunuhan” (QS. Albaqoroh: 191)
Disebutkan dalam Tafsir ath-Thobari, yang dimaksud fitnah di sini adalah syirik atau kekufuran. - Ujian yang datangnya dari manusia sekitar.
Berupa pujian dan ejekan. Kita dikatakan lulus kalau dipuji tidak lantas sombong dan kalau diejek tidak lantas berkecil hati
Ujian lainnya adalah fitnatul mamat (ujian kematian). Setiap manusia di alam barzah akan ditanya dengan 3 pertanyaan; siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Dan Siapa Nabimu?Kalau kita lulus akan mendapatkan nikmat kubur, sebaliknya kalau tidak lulus akan mendapatkan siksa kubur.
Judul buku : 30 Materi Kultum
Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc. Hafidzahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya)