Islam bukanlah agama yang hanya mengajarkan hubungan baik dengan Tuhannya. Tetapi, Islam juga menekankan hubungan baik dengan sesama manusia. Suatu ketika ada seseorang yang melaporkan tentang seorang wanita yang ahli shalat dan ahli puasa, tetapi dia tidak baik kepada tetangganya. Apa sabda beliau tentang wanita tersebut:
هِىَ فِى النَّارِ (رواه أحمد)
“Dia berada di Neraka” (HR. Imam Ahmad)
Kafarat (denda atas suatu pelanggaran) dalam Islam tidak sedikit yang berupa pembebasan budak. Sepasang suami istri yang melakukan hubungan badan di siang hari Ramadhan di antara kaffaratnya adalah membebaskan budak. Membunuh seorang muslim karena kesalahan atau tidak sengaja diantara kaffaratnya adalah membebaskan budak. Melanggar sumpah diantara kaffaratnya adalah membebaskan budak. Kaffarat zhihar diantaranya adalah dengan membebaskan budak. Terlepas dari kaffarat, Islam sangat menganjurkan agar Kaum muslimin banyak membebaskan budak. Juga, diantara delapan golongan yang berhak menerima zakat adalah seorang yang tengah berupaya membebaskan dirinya sebagai budak sehingga perlu dibantu dengan zakat.
Islam menganjurkan agar muslim membantu saudaranya yang dalam kesusahan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ (رواه أبو داود)
“Barangsiapa yang melapangkan suatu beban dari beban-beban seorang mukmin di dunia niscaya Allah ‘azza wa jalla akan melapangakan suatu beban dari beban-bebannya pada hari Kiamat. Barangsiapa yang memudahkan orang yang kesulitan niscaya Allah akan memudahkannya di dunia dan di Akherat. Barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim niscaya Allah akan menutupinya (aib)nya di dunia dan di Akherat. Allah ‘azza wa jalla senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya” (HR. Abu Daud)
Islam memerintahkan pemeluknya agar mengasuh anak-anak yatim. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersada:
كَافِلُ الْيَتِيمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِى الْجَنَّةِ (رواه مسلم)
“Orang yang mengasuh anak yatim, baik bersamanya atau tidak, maka saya dan dia (kedekatannya) di Surga seperti ini ( mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah)” (HR.Muslim)
Islam sangat menganjurkan ummatnya untuk menyisihkan sebagian hartanya bagi orang-orang lemah dan kepentingan social lainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا (رواه البخارى)
“ Tidaklah suatu hari yang seorang hamba mendapati pagi melainkan ada dua malaikat turun, salah satunya berdoa ‘ ya Allah berilah ganti bagi orang yang berinfak’. Satunya lagi berdo’ ya Allah berilah kehancuran bagi orang yang menahan (bakhil)” (HR. Bukhari)
Kemaslahatan sosial apapun yang menyangkut kehidupan manusia, Islam sangat memperhatikannnya meskipun sekedar menyingkirkan duri dari jalan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ (رواه مسلم)
“Iman itu tujuh sekian cabang, yang paling utama adalah “laa ilaaha illa Allah” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan sesuatu yang membahayakan (duri dan semacamnya) dari jalan” (HR.Muslim)
Judul buku : MENGAPA SAYA BERAGAMA ISLAM?
Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc. Hafidzahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya