Allah subhanahu wa ta’ala mengirim Rasul untuk tiap-tiap umat pada setiap zaman. Setiap Rasul itu Allah ‘azza wa jalla kirimi surat (baca: kitab). Dengan surat dari langit itu Para Rasul mengajarkan umatnya bagaimana sesungguhnya menjalani hidup agar selamat dunia dan akherat. Surat dari langit ini adalah perkara besar yang setiap muslim harus mengimaninya dengan keimanan yang benar.
Ada orang berpandangan bahwa tidak ada surat dari langit, tidaklah surat (baca: al-Qur’an) yang ada pada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melainkan bikinan dia sendiri. Diapun mengatakan ‘alQur’an is Muhammadism? Apakah ini keimanan yang benar?
Ada yang mengatakan bahwa ….justru al-Qur’anlah kitab yang paling porno…’ bagaimanakah statemen ini jika ditimbang dengan timbangan syariat? Dan bagaimanakah kiranya jika statemen ini meluncur dari seseorang yang dikenal sebagai tokoh muslim? Laa haula wa laa quwwata illaa billah.
Beriman kepada kitab-kitab Allah akan benar jika memenuhi empat perkara:
- Mengimani bahwa seluruh kitab diturunkan dari Allah ‘azza wa jalla langsung. Bukan buatan Rasul, tidak mungkin berisi kekejian; porno dan semacamnya, tidak mungkin terjadi kontradiksi di antara ayat-ayatnya.
- Mengimani nama-nama kitab yang diinformasikan namanya kepada kita. Seperti Zabur, Taurat, Injil dan al-Qur’an. Adapun yang tidak diinformasikan namanya kita tidak boleh menebak-nebak atau merekareka, cukuplah bagi kita untuk mengatakan ‘wallaahu a’lam’.
- Mempercayai beritaberitanya yang benar. Seluruh berita al-Qur’an adalah benar dan harus diimani. Adapun berita dari kitabkitab sebelumnya maka ia juga benar dan wajib diimani selama belum diganti atau diubah. EMPAT:: Mengamalkan hukum-hukumnya yang belum dihapus. Ridla dan menerima sepenuhnya di dalam mengamalkannya, baik mengetahui hikmahnya ataupun tidak. Tetapi perlu diketahui bahwa seluruh kitab telah disempurnakan dalam al-Qur’an sehingga cukuplah bagi kita untuk merujuk kepada al-Qur’an. Allah ‘azza wa jalla berfirman: “Dan Kami telah menurunkan kitab (al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya” (al-Maidah:48)
Beriman kepada kitab-kitab Allah akan melahirkan buah kemuliaan. Diantaranya adalah: SATU:: Mengetahui bahwa Allah memperhatikan dan menolong hambanya dimanya Dia ‘azza wa jalla menurunkan kitab pada setiap kaum yang menjadi pedoman bagi mereka. DUA:: Mengetahui hikmah Allah ‘azza wa jalla, dimana Dia menetapkan syari’at berbeda antara suatu kaum dengan kaum yang lain, atau suatu zaman dengan zaman yang lain dikarenakan perbedaan keadaan fisik, kondisi dan yang lainnya. Allah ‘azza wa jalla berfirman: “Untuk setiap ummat diantara kalian, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. (AlMaidah: 48)
Iman kepada kitab Allah harus mencakup empat perkara : Pertama: Mengimani bahwa turunnya kitabkitab Allah benar-benar dari sisi Allah Ta’ala. Kedua: Mengimani nama-nama kitab yang kita ketahui namanya seeprti Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salaam, Injil yang diturunkan kepada Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam, dan Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud ‘alaihis salaam. Sedangkan yang tidak kita ketahui namanya, kita mengimaninya secara global. Ketiga: Membenarkan berita-beritanya yang benar, seperti berita mengenai Al Quran, dan berita-berita lain yang tidak diganti atau diubah dari iktab-kitab terdahulu sebelum Al Quran. Keempat: Mengamalkan hukum-hukumnya yang tidak dihapus, serta ridho dan tunduk menerimanya, baik kita mengetahui hikmahnya maupun tidak. (Syarh Ushuulil Iman, hal 30)
Kitab-Kitab Sebelum Al Quran Telah Dimansukh (Dihapus)
Seluruh kitab-kitab terdahulu telah termansukhkan (terhapus) oleh Al Quran Al ‘Adziim. Allah Ta’ala berfirman, “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitabkitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai muhaimin terhadap kitab-kitab yang lain itu…” (QS. Al Maidah: 48). Maksud “muhaimin” adalah Al Quran sebagai haakim (yang memutuskan benar atau tidaknya, ed) apa yang terdapat dalam kitab-kitab terdahulu. Berdasarkan hal ini, maka tidak dibolehkan mengamalkan hukum apapun dari hukumhukum kitab terdahulu, kecuali yang benar dan diakui oleh Al Quran. (Syarh Ushuulil Iman, hal 30-31) Kitab-kitab terdahulu semuanya mansukh (dihapus) dengan turunnya Al Quran Al ‘Adziim yang telah Allah jamin keasliannya. Karena Al Quran akan tetap menjadi hujjah bagi semua makhluk sampai hari kiamat kelak. Dan sebagai konsekuensinya, tidak boleh berhukum dengan selain Al Quran dalam kondidi apapun. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah, “…Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisaa’: 59). (Husuulul Ma’muul bi Syarhi Tsalaatsatil Ushuul, hal 33)
Setiap Rasul Memiliki Kitab
Setiap Rasul memiliki kitab. Dalilnya dalah firman Allah, “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan)…” (QS. Al Hadiid: 25) Ayat ini menjadi dalil bahwa setiap rasul memiliki kitab, namun kita tidak mengetahui seluruh kitab. Kita hanya mengetahuii sebagiannya, seperti shuhuf Ibrahim dan Musa, Taurat, Zabur, Injil, dan Al Quran. Kita mengimani setiap kitab yang diturunkan kepada para rasul. Jika kita tidak mengetahuinya, maka kewajiban kita adalah beriman secara global. (Syarh al ‘Aqidah al Washitiyah, hal 40)
Sikap Manusia Terhadap Kitab yang Allah Turunkan
Manusia terbagi menjadi tiga golongan dalam menyikapi kitab samawi yang Allah turunkan:
- Golongan pertama: Orang orang yang mendustakan semuanya. Mereka adalah musuh-musuh para rasul dari kalangan orang kafir, orang musyrik, dan ahli filsafat.
- Golongan kedua: Orang-orang mukmin yang beriman terhadap seluruh rasul dan kitab yang diturunkan kepada mereka. Sebagaimana Allah firmankan, “Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya…” (QS. AL Baqoroh: 285).
- Golongan ketiga: Orang-orang Yahudi dan Nashrani serta yang mengikuti jalan mereka. Mereka mengatakan, “…Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami”. Dan mereka kafir kepada Al Qur’an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur’an itu adalah (Kitab) yang hak. yang membenarkan apa yang ada pada mereka,,,” (QS. AL Baqoroh: 91).
Mereka beriman terhadap sebagian kitab, namun kufur dengan sebagian yang lain. Allah berfirman tentang mereka, “… Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat” (QS. Al Baqoroh:85).
Tidak ragu lagi bahwa beriman dengan sebagian kitab dan kufur dengan sebagian yang lain sama saja dengan kufur terhadap semuanya. Karena keimanan harus mencakup dengan seluruh kitab samawi dan seluruh para rasul, tidak memebdakan dan menyelisihi sebagiannya. Allah Ta’ala mencela orang-orang yang membedakan dan menyelisihi kitab, sebagaimana firman-Nya, “…dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran)” (QS. AL Baqoroh:176). (Al Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqaad, hal 143-144)
Mengimani Al Quran dengan Benar
Termasuk keimanan kepada kitab Allah adalah beriman kterhadap Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Terakhir, Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Keimanan terhadap Al Quran yang benar sebagaimana diungkapakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam kitab beliau al ‘Aqidah al Washitiyah. Beliau mengatakan, “ Termasuk keimanan kepada Allah dan kitab-kitab-Nya yaitu beriman bahwa Al Quran merupakan kalam Allah yang diturunkan dan bukan makhluk. Al Quran berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Alllah Ta’ala berbicara secara hakiki. Dan sesungguhnya Al Quran yang diturunkan kepada Muhammad merupakan kalam Allah yang hakiki dan bukan kalam selain-Nya. Tidak boleh memutlakkan perkataan bahwa Al Quran merupakan hikayat dari kalam Allah atau merupakan ungkapan (ibaroh) dari kalam Allah. Bahkan jika manusia membacanya dan menulisnya dalam mushaf bukan berarti menafikan bahwa Al Quran merupakan kalam Allah yang hakiki. Karena kalam hanya disandarkan secara hakiki pada yang pertama kali mengucapkannya bukan kepada yang menyampaikannya kemudian. Al Quran merupakan kalam Allah baik huruf dan maknanya, bukan hanya huruf tanpa makna atau makna tanpa huruf.” (matan al ‘Aqidah al Washitiyah)
Faedah Iman Kepada Kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah akan membuahkan faedah yang agung, di antaranya :
- Pertama: Mengetahui perhatian Allah terhadap para hambanya dengan menurunkan kitab kepada setiap kaum sebagai petunjuk bagi mereka.
- Kedua: Mengetahui hikmah Allah Ta’ala mengenai syariatsyariat-Nya, di mana Allah telah menurunkan syariat untuk setiap kaum yang sesuai dengan kondisi mereka, sebagaimana yang Allah firmankan, “…Untuk tiap-tiap umat diantara kamu , Kami berikan aturan dan jalan yang terang…” (QS. Al Maidah:48).
- Ketiga: Mensyukuri nikmat Allah berupa diturunkanya kitabkitab(sebagai pedoman dan petunjuk, ed). (Syarh Ushuulil Iman, hal 31)
Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc. Hafizhahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa THAYBAH Surabaya)
Majalah Bulan Mei, 2013 Edisi 11