Manakah yang harus didahulukan keshalihan atau rupa/wajah dari seorang ikhwan/akhwat?
Jawab: Bismillah wal hamdulillah wash sholatu was salamu ‘ala Rosulillah. Memang benar yang ideal adalah kufu (sepadan) dalam berbagai hal; dalam hartanya, kedudukan, paras wajah, dan keshalihan. Namun, perlu diketahui bahwa harta, kedudukan, dan paras wajah boleh tidak sepadan. Tetapi, untuk masalah keshalihan harus sepadan. Ia tidak boleh ditawar-tawar. Adapun yang lainnya boleh ditawar-tawar. Karena kalau menikah tidak berdasarkan pertimbangan keshalihan niscaya rumah tangga akan berantakan. Sehingga, harta, kedudukan dan paras wajah tidak bisa dirasakan sebagai faktor penghasil kebahagiaan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَنْأَبِىهُرَيْرَةَ – رضىاللهعنه – عَنِالنَّبِىِّ – صلىاللهعليهوسلم – قَالَ « تُنْكَحُالْمَرْأَةُلأَرْبَعٍلِمَالِهَاوَلِحَسَبِهَاوَجَمَالِهَاوَلِدِينِهَا،فَاظْفَرْبِذَاتِالدِّينِتَرِبَتْيَدَاكَ » (رواه البخارى)
“Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Wanita dinikahi karena 4 hal; karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Utamakanlah yang memiliki agama niscaya Anda beruntung” (HR. Bukhari)
سنن الترمذي – عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ
“Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Jika meminang kepada kalian orang yang kalian ridhai agamanya dan akhlaknya maka nikahkanlah dia, kalau tidak niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang nyata” (Sunan At-Tirmidzi)
(Muhammad Nur Yasin)