س: ورد في الحديث: اتقوا الله واعدلوا بين أولادكم 2- فهل المقصود المساواة المطلقة أم للذكر مثل حظ الأنثيين أسوة في الميراث، فالحديث على ما أظن يقول: أكلهم أعطيتهم مثل ذلك فكلمة مثل إن صحت توحي بالمساواة المطلقة، اللهم إلا إن كان يتكلم عن الذكور فقط، أفيدونا أفادكم الله.
ج: الحديث صحيح رواه الشيخان عن النعمان بن بشير
أن أباه أعطاه غلاما فقالت أمه: لا أرضى حتى يشهد رسول الله عليه الصلاة والسلام فذهب بشير بن سعد إلى النبي ﷺ وأخبره بما فعل فقال: أكل ولدك أعطيته مثل ما أعطيت النعمان فقال: لا، فقال الرسول: اتقوا الله واعدلوا بين أولادكم. فدل ذلك على أنه لا يجوز تفضيل بعض الأولاد على بعض في العطايا أو تخصيص بعضهم بها فكلهم ولده وكلهم يرجى بره فلا يجوز أن يخص بعضهم بالعطية دون بعض، واختلف العلماء رحمة الله عليهم هل يسوى بينهم ويكون الذكر كالأنثى أم يفضل الذكر على الأنثى كالميراث على قولين لأهل العلم، والأرجح أن تكون العطية كالميراث وأن التسوية تكون بجعل الذكر كالأنثيين فإن هذا هو الذي جعله الله لهم في الميراث وهو سبحانه الحكم العدل، فيكون المؤمن في عطيته لأولاده كذلك كما لو خلفه لهم بعد موته للذكر مثل حظ الأنثيين، وهكذا إذا أعطاهم في حال حياته يعطي الذكر مثل حظ الأنثيين، هذا هو العدل بالنسبة إليهم وبالنسبة إلى أمهم وأبيهم، وهذا هو الواجب على الأب والأم أن يعطوا الأولاد، وهكذا للذكر مثل حظ الأنثيين وبذلك يحصل العدل والتسوية كما جعل الله ذلك عدلا في إرثهم من أبيهم وأمهم.
Pertanyaan: Disebutkan di dalam Hadits; “Bertakwalah kalian kepada Allah dan berlaku adil lah terhadap anak-anak kalian”. Apakah maksud Hadits ini pembagian sama rata ataukah bagi lelaki dua kali lipat dari bagian wanita sebagaimana dalam warisan. Haditsnya menyebutkan “Apakah kepada mereka keseluruhannya kamu berikan seperti itu juga?” Dalam pandangan saya kata “seperti” menunjukkan sama rata. Bukankah demikian? Ataukah Haditsnya hanya berbicara pembagian sesama anak yang laki-laki saja? Mohon kami diberi faedah, semoga Allah membalas kalian.
Jawaban: Hadits tersebut shahih diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari An-Nu’man bin Basyir bahwa ayahnya memberikannya seorang budak, berkatalah ibunya: Saya tidak rela hingga dia mempersaksikan kepada Rasulullah ‘alaihis sholatu wassalam. Basyir bin Sa’ad (ayah Nu’man) pergi menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memberitahukan beliau apa yang telah diperbuatnya.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: Apakah semua anakmu kami beri sebagaimana kamu memberikan kepada Nu’man? Dia menjawab: Tidak. Beliau bersabda: Takutlah kepada Allah dan berbuat adil lah di antara sesame anakmu.
Hadits ini menunjukkan tidak diperbolehkan mengutamakan sebagian anak atas anak lainnya di dalam pemberian atau mengkhususkan pemberian kepada sebagian anak saja. Semuanya adalah anak. Mereka semua sama diharapkan baktinya. Maka tidak boleh sebagian dikhususkan atas sebagian lainnya.
Terjadi perbedaan pendapat di antara para ulama– semoga Allah merahmati mereka semua—apakah pembagiannya sama rata, lelaki sama saja dengan wanita. Ataukah lelaki dilebihkan atas wanita sebagaimana dalam warisan. Ada dua pendapat di kalangan ahli ilmu. Yang lebih kuat adalah pembagiannya seperti dalam warisan. Jadi, “taswiyah” (pembagian yang sama) maksudnya adalah menjadikan bagian lelaki dua kali lipat dari bagian wanita Inilah yang Allah ‘Azza wa Jalla tetapkan dalam hukum warisan, dan inilah hukum yang adil. Demikanlah pembagian seorang mukmin kepada anak-anaknya tidak ada bedanya sebagaimana pembagian untuk mereka setelah kematiannya. Yaitu “lidz dzakari mitslu hazhzhil untsayain” (bagian lelaki dua kali liapat dari bagian perempuan). Inilah makna adil baik untuk anak, ibu dan ayah. Inilah yang wajib bagi ayah dan ibu dalam pembagian kepada anak-anak.
Dengan ketentuan “Lidz dzakari mitslu hazhzhil untsayain” (bagian lelaki dua kali liapat dari bagian perempuan) tercapailah keadilan dan persamaan sebagaimana Alla telah menjadikannya sebagai ketentuan dalam warisan dari ayah dan ibu.
Judul buku : Terkadang ditanyakan bag.2
Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc.Hafizhahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya)