حكم اشتراط المرأة على الرجل عدم التعدد
السؤال: هل يجوز للفتاة أن تشترط على خاطبها عدم التعدد مطلقًا أو عدم التعدد بدون مبرر على الأقل؟
الجواب: ذكر العلماء أن لها ذلك، لها أن تشرط عليه ألا يتزوج عليها؛ فإن تزوج عليها فلها الخيار، ما يحرم عليه الزواج لكن لها شرطها، النبي عليه الصلاة والسلام قال: المسلمون على شروطهم، وقال عليه الصلاة والسلام: إن أحق الشروط أن يوفى به ما استحللتم به الفروج.
وقال عمر t: مقاطع الحقوق عند الشروط، فإذا شرطت عليه أن لا يتزوج عليها فلها شرطها، فإن صبر به وثبت عليه فهي زوجته، وإن أبى وأراد الزواج فلها الخيار: إن شاءت بقيت، وإلا فسخ نكاحها منه عملا بالشرط.
السؤال: الشرط أليس غير مشروع لأنه يناقض الإباحة التي يبيحها الإسلام؟
الجواب: هي ما حرمت عليه، هي ما تريد يتزوج عليها، فهو إن شاء قبل وإن شاء رد ذلك وترك ذلك.
السؤال: يعني كأنها….
الجواب: لا، ما يخالف الحديث كل شرط ليس في كتاب فهو باطل هذا حق لها إذا طلبته فلها ذلك، وهو مخير إن شاء قبل وإن شاء ترك، ما هو ملزم به حتى ولو بعد العقد
https://binbaz.org.sa/fatwas/2114
Pertanyaan: Apakah boleh seorang wanita mensyaratkan kepada lelaki yang melamarnya untuk tidak dipoligami secara mutlak atau tanpa terikat batasan minimal waktu?
Jawab: Para ulama menyebutkan bahwa wanita memiliki hak untuk itu. Dia boleh mensyaratkan kepada si lelaki untuk tidak menikahi wanita lain bersama dirinya. Kalau si lelaki menikah lagi maka dia memiliki hak untuk memilih (bertahan atau khulu’, Pent.). Si lelaki tidak haram untuk menikah lagi. Tapi, si wanita memiliki hak atas persyaratannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
المسلمون على شروطهم
“Orang-orang muslim itu (terikat) dengan persyaratan-persyaratan (yang disepakati) mereka”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
إن أحق الشروط أن يوفى به ما استحللتم به الفروج.
Syarat yang paling berhak untuk kalian penuhi adalah syarat yang dengannya farj dihalalkan (menikah)
Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: Pemutus hak itu (dilihat) pada persyaratan. Jika seorang wanita mensyaratkan kepada seorang lelaki untuk tidak menikahi wanita lagi bersama dirinya maka baginya hak atas persyaratannya di mana si suami harus bersabar (tidak menikah lagi) sehingga dia tetap sebagai istrinya. Jika si suami tidak memenuhi persyaratannya maka istri memiliki hak memilih; tetap bersamanya sebagi istri atau tidak karena hak atas persyaratannya.
Ada pertanyaan: Syarat di sini bukankah tidak syar’i? Karena menyelisihi sesuatu yang dibolehkan oleh Islam? Ia (menikah lagi) tidak diharamkan bagi lelaki, Tapi istri tidak mau suaminya menikahi wanita lain bersama dirinya. Maka (bukankah) suami kalau menghendaki bisa menerima dan menolak (persyaratan tersebut)?
Jawab: Suami dipersilahkan meninggalkan (wanita yang memberikan persyaratan)
…… Pertanyaan: Seakan-akan ini hak wanita. Jika dia memberikan persyaratan maka dia berhak untuk itu dan tidak menyelisihi Hadits “Setiap persyaratan yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an maka batal”.
Jawab: Yang demikian itu bahwa si lelaki berhak untuk memilih antara menerima dan meninggalkan. Tidak ada paksaan baginya meskipun setelah akad.
Judul buku : Terkadang Ditanyakan 6
Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc. Hafidzahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya