خُذُوْا مِنَ القُرْآنِ مَا شِئْتُم لِمَا شِئْتُمْ
“Ambillah dari al-Qur’an terserah kalian untuk apa yang kalian kehendaki”
Derajat Hadits: Tidak ada asal usulnya
Komentar:
Syaikh Ahmad bin Abdullah as-Salimy di dalam kitab “Ahadits muntasyiroh lam tatsbut fil ‘aqidah wa – l –ibadat wa – s- suluk” mengatakan yang kurang lebihnya sebatai berikut: Tidak diragukan lagi bahwa riwayat ini menghilangkan fungsi al-Qur’an segagai hidayah. Mereka menjadikan ayat-ayat tertentu sebagai obat suatu penyakit. Orang yang sakit kepala dibacakan:
وَلَهُ مَا سَكَنَ فِي اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ [الأنعام: 13]
“Dan bagiNya-lah segala yang ada pada malam dan siang hari” (QS. al-An’am:13)
Orang yang bengkak dibacakan:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّي نَسْفًا [طه: 105]
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: ‘Tuhanku akan menghancurkannya se hancur-hancurnya’ (Qs. Thoha: 105)
Orang hamil yang susah melahirkan dibacakana;
وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا (الحج: 2)
“Dan melahirkanlah kandungan segala wanita yang hamil” (Qs. al-Hajj: 2)
Saya (penulis) tambahkan bahwa sebagian mereka membacakan orang yang panas badan dengan:
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ (الأنبياء: 69)
“Kami berfirman: Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim” (Qs. al-Anbiya: 69)
Untuk bisa memukul musuh dengan kuat bahkan dari jarak jauh, maka mereka membaca ayat ini yang sebelumnya telah di-puasa-i :
وَإِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ (الشعراء: 130)
“Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang kejam dan bengis” (QS. Asy-Syu’ara: 130)
Lebih lanjut Syaikh menuturkan bahwa tidak diragukan lagi menjadikan ayat-ayat al-Qur’an yang penuh hikmah untuk hal-hal semacam ini berarti memalingkan makna-maknanya dari sebuh kitab hidayah (petunjuk), pendidikan, dan pengarahan jiwa kepada perkara-perkara “la’ab dan istihza’ “ (permainan dan olok-olok).
Judul buku : Populer Tapi Dho’if, Populer Tapi Maudhu’ 2
Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc. Hafidzahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya)