Assalamu’alaikum afwan Ustadz, mau nanya contoh tentang ayat mutasyabihat? Jazakumullahu khairan atas jawabannya. Dari Bu Rahmi (Surabaya)
Wa’alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh. Bismillah wal hamdu lillah wash sholatu wassalamu ‘ala Rasulillah. al-Qur’an ditinjau dari redaksi ayatnya dibagi menjadi dua; muhkamat dan mutasyabihat. Muhkamat adalah ayat yang langsung bisa dipahami dengan jelas dan tidak memungkinkan untuk terjadi kesalahpahaman. Adapun mutasyabihat adalah ayat yang tidak bisa langsung dipahami dan bisa berpotensi terjadi kesalahpahaman. Ayat ini bisa dipahami dengan semestinya jika melihat ayat-ayat lain dan hadits-hadits yang menjelaskannya. Contoh ayat-ayat mutasyabihat:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ [الرعد: 11]
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum tersebut mereka sendiri yang mengubahnya” (QS. Ar-Ro’du: 11)
Ayat ini bisa dipahami bahwa tidak boleh menyandarkan kepada takdir, karena sukses atau gagal itu tergantung upaya kita. Tentu ini pemahaman sesat.
فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ رَمَى [الأنفال: 17]
“Bukanlah kalian yang membunuh mereka tetapi Allah lah yang membunuh mereka, bukanlah kamu yang melempar ketika kamu melempar tetapi Allah lah yang melempar” (QS. Al-Anfal:17)
Ayat ini bisa dipahami bahwa upaya dan ikhtiar manusia itu tidak ada artinya sama sekali. Karena yang sesungguhnya berkehendak dan berbuat adalah Allah ‘Azza wa Jalla. Adapun kehendak dan perbuatan manusia itu nisbi. Tentu ini pemahaman sesat.
(Muhammad Nur Yasin)