Assalamu’alaikum ustadz, saya belum lama kenal majalah Fithrah, kalau baca hati itu tenang. Tapi ada unek-unek yang ingin saya tanyakan dalam Islam posisi ibu tiri gimana ustadz? Saya seorang ibu tiri dah berusaha sebaik mungkin untuk bersikap gimana layaknya gimana seorang ibu, tapi kayaknya saya ini gak dianggap. Sebelumnya makasih atas jawabannya. Hamba Allah di tangerang.
Wa’alaikumussalam wa rahmatullah. Ahlan wa sahlan di majalah FITHRAH. Memang secara psikis, seseorang pasti merasakan bahwa Ibu tiri berbeda dari Ibu kandung. Ikatan emosional dengan Ibu kandung sangatlah dekat dan sangat hangat dirasakan dalam jiwa. Berangkat dari kondisi psikis ini, seseorang cenderung kurang bisa mendekat ke Ibu tiri. Bahkan bisa saja seseorang merasakan kurang nyaman dengan kehadirian ibu tiri. Namun, satu hal yang harus selalu kita ingat bahwa berbakti kepada ibu tiri tidak lain adalah berbakti kepada ayah kita. Karena ayahlah yang menghendaki kehadirannya. Maka kita pun harus meridhoinya dan menunjukkan bakti kepadanya. Jika kita, maka ayah akan marah yang pada akhirnya kita tidak mendapatkan ridho Allah, dimana ridho Allah terhadap anak-anak adalah tergantung ridho orang tua (baca: ayah). Nabi shalllahu ‘alaihi wa sallam,
وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : رضا الله في رضا الوالدين ، وسخط الله في سخط الوالدين ) أخرجه الترمذي ، وصححه ابن حبان والحاكم(
“Dari Abdullah bin Amr bin Ash dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamm, beliau bersabda: Ridho Allah tergantung pada ridho orangtua, dan murka Allah tergantung pada murka kedua orangtua” (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan AlHakim)
(Muhammad Nur Yasin)