Nama Allah Ar-Rouuf (الرؤوف)
A. Penyebutan Nama Allah Ar-Rouuf (الرؤوف) di dalam Al-Qur’an
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ [البقرة: 143]
إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ [الحج: 65]
B. Makna Ar-Rouuf (الرؤوف) Secara Bahasa
Disebutkan dalam LIsanul ‘Arab: Ar-Rouuf (الرؤوف) berasal dari Ar-Ro’fah (الرأفة), artinya Ar-Rohmah (الرحمة) yang berarti kasih sayang. Dikatakan juga bahwa artinya lebih tinggi dari Ar-Rohmah (الرحمة).
Az-Zajaj mengatakan: Ar-Ro’fah (الرأفة ) dan Ar-Rohmah (الرحمة) keduanya bermakna sama saja, yaitu kasih sayang. Tapi, Ar-Ro’fah (الرأفة ) lebih tinggi.
Jika seseorang penyayang maka disebut Ar-Rohiim (الرحيم). Jika sayangnya bertambah-tambah atau sangat penyayang sekali, maka disebut Ar-Rouuf (الرؤوف).
C. Makna Ar-Rouuf (الرؤوف) Sebagai Nama Allah.
Ibnu Jarir mengatakan: Tentang firman Allah,
إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (البقرة:143)
Maksudnya Allah Maha Penyayang kepada seluruh hamba-Nya. Ar-Ro’fah (الرأفة ) lebih tinggi daripada Ar-Rohmah (الرحمة) yang ditujukan kepada seluruh manusia di dunia, tetapi kepada sebagian mereka saja ketika di Akherat.
Al-Khuthobi mengatakan: Ar-Ro’fah (الرأفة ) lebih khusus. Sementara Ar-Rohmah (الرحمة) lebih umum.
Ar-Rohmah (الرحمة) bisa dalam perkara yang tidak disukai tapi demi untuk suatu kemaslahatan. Sedangkan Ar-Ro’fah (الرأفة ) juga untuk kemaslahatan tapi pada hal yang semuanya menyenangkan.
Al-Qurthubi menguatkan pernyataan Al-Khutobi: Ar-Ro’fah (الرأفة ) adalah kenikmatan dan kelezatan dari seluruh aspek. Sedangkan Ar-Rohmah (الرحمة) bisa terjadi pada kondisi yang menyakitkan. Namun, akibatnya adalah kebaikan. Oleh karena itu Allah berfirman,
الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ وَلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ [النور: 2]
Pezina wanita dan pezina lelaki, maka cambuklah masing-masing dari keduanya seratus kali cambukan. Dan janganlah belas kasihan (Ar-Ro’fah, الرأفة ) kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah jika kamu beriman kepada Allah dan hari Kiamat. Dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-oran yang beriman (QS. An-Nur:2)
Di dalam ayat ini disebutkan, “janganlah belas kasihan (Ar-Ro’fah, الرأفة ) kepada keduanya” karena mencambuki mereka bahkan sampai 100 kali cambukan tentu perkara yang tidak disuka. Pendek kata, ia merupakan Ar-Rohmah (الرحمة) bagi mereka bukan Ar-Ro’fah (الرأفة ).
D. Tadabbur
Di antara bentuk (Ar-Ro’fah, الرأفة ) adalah Allah tidak menyi-nyiakan shalat yang para Shahabat melakukannya menghadap Baitul Maqdis sebelum diperintahkan menghadap ke Ka’bah. Ketika itu mereka saling bertanya tentang shalat mereka dan orang-orang yang telah meninggal sebelumnya turunnya syariat perubahan arah kiblat. Disebutkan di dalam Al-Qur’an,
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ [البقرة: 143]
“Dan Allah tidak menyia-nyiakan keimanan (shalat) kalian. Sesungguhnya Allah terhadap manusia Rouuf dan Rohiim” (QS. Al-Baqoroh: 143)
- Di antara bentuk Ar-Ro’fah ( الرأفة ) Allah memberitahukan para hamba-Nya apa saja yang akan mereka jumpai pada hari Kiamat; perbuatan baik dan perbuatan buruknya. Pemberitahuan ini adalah bentuk Ar-Ro’fah ( الرأفة ) Nya, yang menjadikan para hamba mempersiapkan diri. Allah berfirman,
يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ [آل عمران: 30]
(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepada-Nya, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan. Dia berharap seandainya ada jarah yang jauh antara dia dan hari itu. Dan Allah memperingatkan kamu akan diri (siksaan)Nya. Allah Maha Penyayang kepada para hamba-Nya (QS. Ali Imron: 30)
- Di antara bentuk Ar-Ro’fah ( الرأفة ) Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasul-Nya untuk mengeluarkan kita dari kegelapan kufur dan syirik menuju cahaya haq dan Islam. Disebutkan di dalam Al-Qur’an,
هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ [الحديد: 9]
“Dial ah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang menjelaskan untuk mengeluarkan kalian dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya. Dan, sesungguhnya Allah terhadap kalian Rouuf dan Rohiim” (QS. Al-Hadid: 9)
- Di antara bentuk Ar-Ro’fah ( الرأفة ) Allah menerima taubat hamba-Nya. Disebutkan di dalam Al-Qur’an,
لَقَدْ تَابَ اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِنْ بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍ مِنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ إِنَّهُ بِهِمْ رَءُوفٌ رَحِيمٌ [التوبة: 117]
Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshor yang mengikuti Nabi pada masa-masa sulit, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada mereka (QS. Attaubah:117)
- Di antara bentuk Ar-Ro’fah ( الرأفة ) Allah menguasakan untuk manusia binatang-binatang untuk transportasi, seperti: (dahulu) onta, keledai, kuda dan yang lainnya. (Sekarang) sepeda, sepeda motor, mobil, kereta, pesawat dan yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman,
وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ إِلَى بَلَدٍ لَمْ تَكُونُوا بَالِغِيهِ إِلَّا بِشِقِّ الْأَنْفُسِ إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (7) وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ [النحل: 7، 8]
Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sungguh Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui (QS. An-Nahl:7-8)
- Seorang mukmin yang memahami bahwa Tuhannya bersifat Ar-Ro’fah ( الرأفة ), maka dia pasti akan senantiasa bersegera menghadapkan diri kepada Allah dalam segala keadaan; meminta, berlindung, menyeru dan mengeluh bahwa Allah pasti akan menyayanginya. Allah berfirman,
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ [الحشر: 10]
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman: Ya Tuhan kami, Sungguh Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang. (QS. Al-Hasyr:10)
Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc. Hafizhahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa THAYBAH Surabaya)