Solusi Investasi Akhirat Anda

Nama Allah Al-Qowiyyu, Al-Matiinu dan Al-Qodiiru

Nama Allah Al-Qowiyyu (القَوِيُّ) ,  Al-Matiinu (المَتِيْنُ) dan Al-Qodiiru (القَدِيْرُ)

Keterangan: Sebenarnya Al-Qodiiru (القَدِيْرُ) sudah dibahas. Namun, di sini perlu dibahas kembali karena terkait dengan dua nama yang akan bahas di sini.

A. Penyebutan Nama Allah Al-Qowiyyu (القَوِيُّ) ,  Al-Matiinu (المَتِيْنُ) di dalam Nash

  • Al-Qowiyyu (القَوِيُّ) disebutkan di dalam Al-Qur’an sebanyak 9 kali. Di antaranya,

اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ [الشورى: 19] 

فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ إِنَّهُ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ  [غافر: 22]

  • Al-Matiinu (المَتِيْنُ) disebutkan di dalam Al-Qur’an sebanyak sekali. Yaitu,

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ [الذاريات: 58]

B. Makna Al-Qowiyyu (القَوِيُّ) ,  Al-Matiinu (المَتِيْنُ) Secara Bahasa

Al-Qowiyyu (القَوِيُّ) berasal dari mashdar Al-Quwaa (القُوَي)   artinya kekuatan.

Al-Matiinu (المَتِيْنُ) berasal dari mashdar Al-Mataanah (المَتَانَة) artinya kekuatan.

Keduanya berasal dari mashdar yang artinya sama, yaitu KEKUATAN. Apa perbedaannya?

Al-Qowiyyu (القَوِيُّ) adalah pemilik unsur-unsur kekuatan, adapun Al-Matiinu (المَتِيْنُ) pemilik unsur-unsur kekuatan yang saling terkait, saling mengikat, terpadu dan saling bersinergi yang menjadikan pemilikinya sangatlah kokoh.

Contoh:

Ada seorang Presiden yang memiliki segala unsur kekuatan pada negaranya; monetary, SDM yang baik, militer, persenjataan, sumber daya alam dan lain-lain. Seorang Presiden ini disebut Al-Qowiyyu (القَوِيُّ). Tapi belum tentu bisa disebut Al-Matiinu (المَتِيْنُ). Dia baru bisa disebut Al-Matiinu (المَتِيْنُ) jika mampu mengatur seluruh unsur kekuatan tersebut dengan sebaik-baiknya, saling terikat, saling mengikat, terpadu dan saling bersinergi satu dengan yang lainnya sehingga banyak melahirkan kemaslahatan bagi rakyat dan kemajuan bagi Negara yang kemudian dijadikan sandaran dan disegani oleh negara-negara lainnya.

C. Makna Al-Qowiyyu (القَوِيُّ) ,  Al-Matiinu (المَتِيْنُ) Sebagai Nama Allah

Sebagaimana telah dijelaskan di atas pengertian secara bahasa, maka memudahkan bagi kita untuk memahami kedua nama tersebut sebagai nama Allah. Dialah Al-Qowiyyu (القَوِيُّ)  Dzat Yang Maha Kuat. Karena kekuatan apapun yang menunjukkan kesempurnaan-Nya ada  pada diri-Nya. Dia juga Al-Matiinu (المَتِيْنُ), Dzat Yang Maha Kuat dengan segala kekuatan yang terpadu dengan sempurna. Kekuatan nan kokoh. Oleh karena itu Dia menyebut diri-Nya di dalam Al-Qur’an,

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ [الذاريات: 58]

Sesungguhnya Allah Dia lah Pemberi rizki yang mempunyai kekuatan lagi kokoh (QS. Adz-Dzariyat:58)

Catatan Penting: Selain sebagai Al-Qowiyyu (القَوِيُّ)  dan Al-Matiinu (المَتِيْنُ), Allah juga Al-Qodiiru (القَدِيْرُ). Dengan segala kekuatan yang terpadu dengan sempurna, Dia MAMPU berbuat apa saja yang dikehendaki.

Perhatikanlah: Betapa banyak pemilik kekuatan nan kokoh tapi tidak mampu berbuat apa yang dia kehendaki.

Contoh 1: Nabi Nuh. Dia kuat lagi kokoh di dalam agama, keimanan, akhlak, ilmu dan lain-lain. Tapi lemah (tidak mampu) memperbaiki kondisi anaknya yang kafir. Sementara orang lain,  alih-alih punya kekuatan nan kokoh sebagaimana Nabi Nuh, kekuatan yang memadai saja tidak punya. Namun, dia dengan karunia dari Allah mampu memperbaiki kondisi anaknya untuk menjadi anak sholeh.

Contoh 2: Adakalanya seorang Dokter spesialis  yang kuat non kokoh dengan disiplin ilmunya lemah (tidak mampu) merawat seorang pasien dengan keluhan sakit yang ringan. Namun, ada seorang dokter pemula dengan karunia dari Allah mampu merawatnya hingga sembuh.

Contoh 3: Ada seseorang memiliki segala unsur kekuatan nan kokoh; kekayaan, kesehatan, ketampanan, kecerdasan dan lain-lain. Tapi dia lemah (tidak mampu) menjadikan wanita yang disukainya untuk mencintai dirinya. Sementara ada orang yang alih-alih punya unsur kekuatan nan kokoh, kekuatan yang adapun apa adanya, serba minim. Tetapi dia dengan anugerah dari Allah mampu menjadikan wanita yang disukainya untuk mencintai dirinya.

Betapa Allah lah yang memiliki sifat yang sempurna. Wa lillahi matsalul A’la. Dial ah Al-Qowiyyu (القَوِيُّ) , Al-Matiinu (المَتِيْنُ), Allah dan  Al-Qodiiru (القَدِيْرُ).

D. TADABBUR

Setelah kita memahami dua nama Allah di atas, maka lahirlah hasil renungan dalam diri kita. Di antaranya:

  1. Seorang muslim harus berupaya untuk meraih berbagai unsur kekuatan apapun (kekayaan, keilmuan, kesehatan, kejiawaan, etos kerja, kedisiplinan dan lain-lain), lalu mensinergikannya untuk menghasilkan kekuatan nan kokoh.
  2. Semakin meningkatnya perasaan lemah di hadapan Allah. Lalu, adakah yang patut disombongkan?

Jika ada seseorang, atau perusahaan, atau apapun yang memiliki segala unsur kekuatan nan kokoh, maka siapakah yang menganugerahkan semuanya itu? Tidak lain adalah Allah. Maka Dia lah satu-satu Tuhan yang kita wajib menghambakan diri.

Judul Buku : Memahami Al-Asma’ul Husna Jilid 4

Penulis Muhammad Nur Yasin Zain, Lc. Hafizhahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa THAYBAH Surabaya)

Untuk informasi lebih lanjut terkait bedah buku, silakan hubungi kontak di bawah ini