Solusi Investasi Akhirat Anda

Meninggalkan Pertengkaran dan Perdebatan

Assalamualaykum warohmatullohi wabarokatuh. Bagaimana kabar pak ustad dan kluarga semoga Allah Ta’ala selalu berikan Rahmat, kebaikan dan kesehatan untuk pak ustad Yasin dan kluarga. Aamiin. Mau tanya pak ustad apabila dalam satu perdebatan dan pertengkaran, kemudian salah satunya minta maaf, kpd lawan orang tsb, namun meminta maafnya dikarenakan perintah Allah dan Rasulnya, apakah dibolehkan dan dibernarkan pak ustad. Mohon nasehat dan jawaban. Matur suwun pak ustad Yasin. Hamba Allah (Kalimantan)

Jawab: Wa alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh. Terimakasih atas doanya. Saya simpulkan ada dua point;

a. Minta maaf karena Allah (bisa jadi, dia pada pihak yang benar. Namun, karena mengharapkan pahala dari Allah dia menyudahi pertengkaran dengan meminta maaf)

b. Meninggalkan perdebatan karena Allah (bisa jadi, dia mampu mengalahkan rivalnya dengan keilmuan yang dimilikinya. Namun, karena dipandang tidak membawa kemaslahatan akhirnya mengurungkan mendebat karena mengharapkan pahala Allah)

Tentang point (a), saya akan mencukupkan dengan kisah Umar bin Khothtohob yang dilecehkan oleh seseorang dari rakyatnya. Namun akhirnya memilih memaafkan karena mengamalkan perintah Allah. Disebutkan di dalam riwayat,

عَنِ ابْن عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – قَالَ قَدِمَ عُيَيْنَةُ بْنُ حِصْنِ بْنِ حُذَيْفَةَ فَنَزَلَ عَلَى ابْنِ أَخِيهِ الْحُرِّ بْنِ قَيْسٍ ، وَكَانَ مِنَ النَّفَرِ الَّذِينَ يُدْنِيهِمْ عُمَرُ ، وَكَانَ الْقُرَّاءُ أَصْحَابَ مَجَالِسِ عُمَرَ وَمُشَاوَرَتِهِ كُهُولاً كَانُوا أَوْ شُبَّانًا . فَقَالَ عُيَيْنَةُ لاِبْنِ أَخِيهِ يَا ابْنَ أَخِى ، لَكَ وَجْهٌ عِنْدَ هَذَا الأَمِيرِ فَاسْتَأْذِنْ لِى عَلَيْهِ . قَالَ سَأَسْتَأْذِنُ لَكَ عَلَيْهِ . قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَاسْتَأْذَنَ الْحُرُّ لِعُيَيْنَةَ فَأَذِنَ لَهُ عُمَرُ ، فَلَمَّا دَخَلَ عَلَيْهِ قَالَ هِىْ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ ، فَوَاللَّهِ مَا تُعْطِينَا الْجَزْلَ ، وَلاَ تَحْكُمُ بَيْنَنَا بِالْعَدْلِ . فَغَضِبَ عُمَرُ حَتَّى هَمَّ بِهِ ، فَقَالَ لَهُ الْحُرُّ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ لِنَبِيِّهِ – صلى الله عليه وسلم – ( خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ ) وَإِنَّ هَذَا مِنَ الْجَاهِلِينَ . وَاللَّهِ مَا جَاوَزَهَا عُمَرُ حِينَ تَلاَهَا عَلَيْهِ ، وَكَانَ وَقَّافًا عِنْدَ كِتَابِ اللَّهِ (رواه البخارى)

Ibn Abbas r.a.. berkata : Uyainah bin Hishn datang kekota Madinah dan tinggal pada kemenakannya (Alhurr bin Qais), dan ini termasuk anggauta dewan musyawarah Umar bin Alkhotthab, yang memang sengaja dipilih oleh Umar dari orarg-orang yang pandai benar dalam Quran, baik ia muda atau tua. Uyainah berkata kepada Alhurr : Tolong mintakan izin bagiku akan bertemu pada Umar (Amiril -mu’minin), sebab kau dekat padanya. Maka ketika telah diizinkan oleh Umar, mendadak Uyainah berkata pada Umar : Hai Umar (putra Alkhotthab) demi Allah engkau tidak memberi yang cukup dan tidak menghukum dengan adil, Maka marahlah Umar sehingga hampir memukulnya, maka Alhurr berkata : Ya Amiril-mu’minin Allah telah berfirman : KHUDZIL AFWA WA’MUR BIL’URFI WA A’RIDL ‘ANIL JAHILIN. (Pergunakanlah ma’af dan anjurkan kebaikan, dan abaikan orang yang bodoh) sedang orang ini termasuk orang yang bodoh. Demi Allah seolah-olah Umar baru teringat pada ayat itu, padahal biasanya Umar berhenti pada tiap-tiap ayat Qur’an untuk memperhatikannya. (HR. Bukhori).

Perhatikanlah! Umar bin Khothtob tidak membalas tindak kebodohan atau pertengkaran karena mendengar ayat al-Qur’an yang mencegahnya. Sungguh, jika Anda bisa bverbuat seperti ini berarti Anda berakhlak Al-Qur’an sebagaimana Umar bin Khoththob. Allahu Akbar

Untuk point (b), saya akan nukilkan Hadits,

عَنْ أَبِى أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ » (رواه أبو داود)

Dari Abu Umamah, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Saya memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meningalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Saya memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meningalkan kedustaan walaupun dia bercanda. Saya memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang membaguskan akhlaqnya” (HR. Abu Daud)

Perhatikanlah! MasyaAllah betapa besar keutamaan orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dirinya pada pihak yang benar. Allahu A’lam
Silahkan share, semoga bermanfaat

Marilah menjadi donatur YNF,
Bank Syariah Mandiri norek 7036976009 an. Yayasan Nidaul Fithrah. Konfirmasi: 081 331 232 795. Barakallahu fikum
Kunjungi website kami www.nidaulfithrah.com

? Muhammad Nur Yasin, Ketua Yayasan Nidaul Fithrah (YNF) Surabaya