Bulan Desember 2011, saya diminta menghadap pembina yayasan, Bang Khalid Bawazir. Beliau meminta saya agar siap melanjutkan kepengurusan di Yayasan Nidaul Fithrah, menggantikan Ustadz Dr. Ainul Haris, Lc. M.Ag yang telah berkhidmah sebagaii mudir sejak yayasan didirikan 31 Desember 1999. Langsung tergambar dalam benak saya betapa beratnya amanat ini. Bagaimana tidak, sebelumnya saya hanya bertanggungjawab atas pesantren mahasisiwa putra di Keputih & putri di Gubeng Kertajaya yang didirikan lima tahun setelah putra dan diperbantukan di penerbit eLBA sebagai editor bersama Ustadz Waznin Mahfuzh dan Ustadz Jhon Hariyadi. Kini harus mengemban keseluruhan departemen dengan divisi-divisinya. Terlebih kondisi Yayasan saat itu keuangannya sangat minim sekali kalau tidak dikatakan tidak ada sama sekali. “Bismillah dengan taufiq Allah semoga saya bisa mengemban amanat ini, Bang. Mohon arahan dan bimbingannya”, demikan respon saya yang didampingi Abu Fathya Hendi Suherman kepada Pembina Yayasan.
Saya bersama Abu Fathya dan tiga orang lainnya sebagai pengurus Yayasan baru setiap hari ngantor tapi bingung. Apa yang harus dikerjakan? Meskipun tinggal melanjutkan, tapi serasa benar-benar memulai dari nol. Karena kondisi yayasan sebelumnya sangat berlimpah uang yang “mengucur” dari Saudi Arabia. Jadi, keuangan sudah ready selebihnya tinggal mengalokasikannya pada program-program. Sementara pada pengurus “jilid dua” ini keuangan dari Saudi Arabia tidak datang lagi sepeserpun. Kita buka brankas pun berharap ada suatu kejutan, ternyata kosong sama sekali tidak tersisa meskipun selembar kertas.
Bit taufiq minallah, akhirnya kami mendapatkan solusi, yaitu menjadikan yayasan ini sebagai yayasan donatur. Artinya untuk bisa mengadakan program-program dengan varian kegiatannya kami harus menggalang donasi dari kaum muslimin lokal. Tidak ada lagi dari Saudi Arabia. Alhamdulillah berjalan hingga sekarang ini. Tercatat donatur aktif sekitar 2600 orang. Laporan kegiatan dan keuangan kepada mereka dan kaum muslimin secara umum dalam bentuk majalah mungil yang didistribusikan kepada mereka. Sebagian mereka tidak mau menyebutnya majalah tetapi bulletin. Mungkin dalam pandangan mereka tidak memenuhi kriteria untuk disebut majalah. Pada tahun 2019, tidak lagi dalam bentuk majalah tetapi dalam bentuk buku saku.
Kita butuh donatur sebanyak-banyaknya untuk lancarnya seluruh program. |
Gambar-gambar buku saku |
Selain menggalang donasi dari para muhsinin, kami juga berikhtiar agar ada pemasukan keuangan dari unit usaha. Alhamdulillah sebagian berjalan, sebagian tertatih-tatih, sebagian terhenti bahkan sebagian lainnya sudah tidak berjalan sama sekali. Namun, kami tetap semangat. Bukankah yang terpenting ikhtiar? Bukankah Maryam ibunda ‘Isa ‘alaihissalam diperintahkan menggoyang-goyangkan pohon kurma padahal kondisinya sedang letih dan payah seusai melahirkan? Manusia ranahnya ikhtiar, Allah lah yang menentukan.
Banyak sekali kami mengadakan program-program untuk ummat. Nama-nama programnya sengaja dibuat dengan akronim yang unik;
- SATU RUMAH : SAntunan TUnai guru MAdrasaH
- KANTIN : KAjiaN ruTIN
- MAKAN PEPES : MAjlis KajiAN PErusahaan dan PErkantoran peruSahaan
- JALA BUMI : maJALAh dan BUletin islaMI
- QURA-QURA : QUR’An QU peRsembAhkan
- LAYAR MAS : LAYAnan Renovasi MASjid
- KAPAL API : waKAf PesAntren Lintas Area Perguruan tinggI
- SAKU : SAntunan Kader Ustadz-ustadzah
- TEKA-TEKI : TEbar KitAb TEbar KeIlmuan
- EMAIL : Elektronik MAjlis ILmu
- HAPE BEBE : HAri PEmulung BElajar BErsama
- CINTAMU : CINTA MUallaf
- KACANG REBUS : KAjian CANGkrukan dan REmBUkan Sunnah
- NASI KARE : NASIhat KeislAman untuk REmaja
- SURAMADU : SantUnan RelAwan MAsjid terpaDU
- BAKSO LASEHAN : BAKti SOsial dan LAyanan ke SEHAtaN
- BAKSO PA GIBAN : BAKti SOsial dan PembAGIan hewan qurBAN
- TSC : Thaybah Sms Center
- LAPTOPQU : LAyanan Pembinaan TPQ terpadU
- PILAR : Penghimpunan Infaq untuk pengeLolAan Radio
- DASI : DAuroh SIngkat
- SATPAM : jaSA anTar jemPut AMbulance
Sebagian program-program tersebut masih terus berjalan dan sebagiannya lagi tidak berjalan. Kendalanya adalah permasalahan anggaran dan SDM. Terkadang karena keduanya atau salah satunya.
Judul buku : BABAT ALAS DI DAERAH PINGGIRAN
Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc.Hafizhahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya)