- Renovasi masjid dan pesma THAYBAH
Masjid Thaybah bentuknya menyerupai pendopo kelurahan dengan bagian muka dan sisi kanannya terbuka. Adapun bagian mihrab tertutup dengan dinding. Sisi kirinya juga tertutup dengan dinding asrama pesantren. Ia dikelilingi 6 ruang asrama pesantren. Sejak Senin 13 Juni 2013 dilakukan renovasi besar. Tiga ruang asrama yang bersambung dengan masjid dibongkar untuk perluasan masjid. Semua ruang santri mahasiswa dipindah ke lantai dua dengan dibangunkan 20 ruang untuk kapasitas 80 orang. Adapun 3 ruang lainnya yang berada di samping masjid dibiarkan apa adanya dengan ditambahkan satu ruangan dan diperguankan untuk TK Thaybah.
Renovasi ini memakan waktu berkepanjangan. Baru selesai di tahun ini 1442/ 2021 dengan dipasangnya Menara masjid yang modelnya unik. “ Kok kayak kendang ayam sich?!”, kata Sebagian orang mengomentari Menara masjid.
Gambar Menara masjid THAYBAH |
Kenapa renovasinya berkepanjangan sekitar delapan tahun? Ada beberapa sebab. Di antaranya adalah faktor keuangan dan sempat berganti pemborongnya. Anggaran telah dikeluarkan sebanyak sekitar Rp. 1,4 milyar, tapi banyak hal yang belum tergarap. Lalu dilanjutkan oleh pemborong kedua dengan menyempurnakan bagian-bagian yang telah digarap dan melanjutkan sesuatu yang belum dikerjakan. Tepat di hari kedua Ramadhan tahun ini 1422 anggaran yang harus dibayarkan Rp. 801.189.800 dan baru terbayar Rp. 600.000.000 dengan cara diangsur.
Tentu kita sangat senang dan bergembira dengan memiliki gedung yang tampak megah nan anggun. Dan, kebahagiaan ini menjadi lebih lengkap ketika hadirnya pesantren dirasakan besar manfaatnya oleh para mahasiswa. Berikut ini kesan dan pesan Sebagian santri mahasiswa putra dan putri.
Bismillaah
Assalamualaikum warahmatullaahi wabarokatuh
‘Afwan ustadz Yasin, ana yyyyyyyy santriwati wisma akhwat thaybah angkatan 2019, ana menghubungi terkait tugas yang diberikan ustadz Yasin yaitu “kesan dan pesan selama menjadi santriwati wisma akhwat thaybah”
Alhamdulillaah, ana sangat bersyukur Allaah perkenalkan dengan wisma akhwat thaybah ini ustadz,
Ana sendiri sejak mendapat pengumuman pendidikan profesi di RSUD Haji, ana sangat khawatir kalau-kalau ana banyak terlibat dalam kesia-siaan (karna mendengar cerita dari kakak2 tingkat), sehingga ana sangat ingin mencari perkara yang menyibukkan ana dalam kebaikan, dan ma syaa Allaah, Allaah jawab dengan tetapkan menjadi santri wisma”)
Selama menjadi santri banyak sekali perubahan yang ana rasakan ustadz, banyak sekali hingga ana tidak bisa sebutkan satu persatu,
Dari yang awalnya story whatsapp banyak berisi perkara-perkara dunia yang melalaikan, menjadi banyak berisi nasihat-nasihat pengingat kematian,
Dari yang awalnya sangat sulit mencari kawan untuk menuntut ilmu bersama (karna kesibukan dan lainnya) kini justru Allaah mudahkan, Allaah buka lebar-lebar hingga kadang ana sendiri merasa justru ana sangat menyia-nyiakan jalan yang Allaah buka itu
Semenjak menjadi santri juga ana menjadi lebih teguh dalam menjalankan sunnah, lebih tahan terhadap perkataan orang, lebih tidak mudah terbawa arus, lebih berani meskipun sendirian, lebih mudah menerima kebenaran, dan lainnya..
Alhamdulillaah ana benar-benar bersyukur atas hidayah yang Allaah berikan ini..
Salah satu kebaikan yang ana sangat syukuri adalah bagaimana kebenaran hadits Rasulullaah bahwa dengan mengejar akhirat justru Allaah hamparkan dunia dengan hina dihadapan kita,
Setelah belajar diwisma, meskipun ana sempat ragu, karna khawatir terhadap pendidikan ana, apalgi ana termasuk ambisius dalam pendidikan, ana khawatir nanti nilai ana anjlok dan lainnya,
Namun justru sebaliknya, Allaah mudahkan dalam pemahaman, dalam menghafal, dalam menganalisis, Allaah jaga dari waktu yang sia-sia, dan lainnya.. ma syaa Allaah..
Terakhir, pada kesempatan ini ana juga mengucapkan jazaakallaahu khairaan katsiraan ustadz Yasin,
Ustadz telah mengajarkan ilmu yang luar biasa bagi ana, baik itu dalam penjelasan takdir, dalam mengambil ibrah dari suatu kisah, menjelaskan hukum dalam suatu perkara, akhlaqul karimah, bahasa arab, dan lainnya, dari yang awalnya ana tidak tau makna jazaakunnallaah ustadz lantas ajarkan hingga kini Allaah mudahkan untuk memahaminya,
Semoga Allaah berikan ustadz dan keluarga banyak kebaikan, Allaah jadikan amal jariyah, Allaah jadikan amalan ini sebagai penolong dihari yang tidak ada pertolongan selain dari Allaah, dan Allaah tetapkan ustadz dan keluarga sebagai penghuni jannah
Barakallaahufiikum ustadz,
‘Afwan ana chatnya panjang sekali…
Kesan dan pesan dari salah satu santri mahasiswa
Masa-masa kuliah ini rasanya seperti sedang menuliskan buku cerita kita masing-masing, yang mana bukunya adalah kumpulan memori yang hanya Allah dan diri kita saja yang tahu, lalu tintanya adalah amalan perbuatan yang akan menggoreskan warna-warni berupa tinta ketaatan, atau tinta keburukan. Lembaran-lembarannya adalah hari-hari yang sudah kita lalui, yang sudah terisi dengan warna-warni tinta, dan hari-hari yang akan kita lalui, yang belum terisi warna tinta apapun. Lembaran-lembaran kosong tersebut ana harapkan dapat terisi dengan tinta-tinta ketaatan selama “nyantri” di Pesma Thaybah. Sejujurnya ana sendiri berasal dari background keluarga awam yang belum pernah merasakan pengalaman menjadi santri, senang nongkrong-nongkrong membuang-buang waktu, sok sibuk mengejar dunia, dan yang terpintas dibenak ana tentang santri hanya sebatas “repot ya jadi santri, ndak boleh ini dan itu, membosankan”. Namun Alhamdulillah, nikmat mengenal hidayah sunnah itu sangat indah. Banyak sekali pengalaman berkesan yang ana rasakan selama “nyantri” di Pesma Thaybah, ntah itu yang suka maupun duka. Sejujurnya MasyaAllah lebih banyak suka nya hehe. Ada banyak sekali peluang di Pesma Thaybah ini yang bisa kita manfaatkan untuk mengisi masa muda dengan hal-hal positif, baik dari sisi agama, seperti misalnya: menuntut ilmu syar’i, mengamalkan sunnah, berlatih muamalah yang baik, menghafal Al-qur’an, dll. Maupun dari sisi soft-skill yang dibutuhkan di lingkungan kerja, seperti misalnya: pengalaman menjadi Badan Pengurus Harian (munazhomah), kepanitiaan RDT, kepanitiaan Qurban, mengajar di TPQ, dll. Semua ini menurut ana sangat berkesan sekali karena sulit menemukan wadah dan lingkungan, yang bemanhaj salaf, yang kita dapat berlatih dalam mengejar 2 kebaikan sekaligus, yaitu kebaikan akhirat dan kebaikan dunia.
Pesan ana secara umum, semoga Allah selalu menjaga niat kita dan senantiasa memperbaiki amalan kita, terutama untuk penulis sendiri. Secara khusus, semoga Allah selalu menjaga dan memudahkan perjuangan dakwah ustadz Yasin selaku mudir Pesma Thaybah, pengajar, sekaligus ketua Yayasan Nidaul Fithrah yang mewadahi Pesma Thaybah Surabaya, yang telah membimbing dan mengajarkan ilmu syar’i, adab, dan akhlak seorang penuntut ilmu. Lalu, ustadz Ishaq selaku musyrif Pesma Thaybah yang telah banyak membimbing kepengurusan munazhomah (BPH) dan mengajarkan ilmu nahwu. Lalu, ustadz Ammi Ahmad selaku pengajar Bahasa Arab yang telah banyak mengajari dan membimbing kami dalam ilmu nahwu, adab, dan akhlak seorang penuntut ilmu. Lalu teruntuk teman-teman santri, semoga Allah selalu membantu kita semua memperbaiki niat kita dalam menuntut ilmu syar’i dimana pun kita berada, karena kalau dikira-kira rugi saja rasanya umur yang kita habiskan selama di Pesma Thaybah ini hanya setengah-setengah, apakah kita mau hanya dapat capeknya saja? Tentu tidak. Lalu senantiasa menjaga cita-cita dan harapan orangtua yang mendoakan kita, menjalin ukhuwah yang baik antar sesama santri baik selama “nyantri” di Pesma Thaybah, maupun setelah lulus menjadi alumni hingga nantinya berkeluarga. Aamiin. Barokallahu fiikum.
Berikut ini gambar masjid dan pesma THAYBAH sebelum dan sesudah direnovasi.
Gambar masjid dan pesma sebelum dan setelah direnovasi |
Gambar wisma akhwat THAYBAH di gubeng kertajaya |
- Renovasi kantor YNF
Kantor YNF terdiri dari tiga lantai. Semasa di bawah kepemimpinan Ustadz Dr. Ainul Haris, Lc.MAg ketiga lantai tersebut dimanfaatkan secara maksimal. Lantai satu untuk toko, lantai dua perkantoran, dan lantai tiga, aula pertemuan. Namun, sejak amanahnya berpindah ke pengurus baru pemanfaatan gedung tiga lantai ini kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena kondisi pengelolaan yayasan jauh mengalami perubahan. Sebelumnya banyak kegiatan-kegiatan dakwah dengan puluhan da’i dari berbagai daerah yang dikoordinir dengan baik dan rapi. Program santunan anak yatim dan dhu’afa. Program pembangunan masjid, pengeboran sumur, pengadaan karpet masjid, distribusi mushaf dan buku dan lain-lain yang menunjukkan bahwa betapa YNF ketika itu sangatlah hidup dengan keuangan yang besar. Alhamdulillah. Namun, sejak kepengurusan yang baru gedung tiga lantai ini menjadi lengang. Saya senantiasa berpikir bagaimana gedung ini tetap hidup meskipun keadaannya sudah sangat jauh berbeda.
Alhamdulillah, perkembangan Rumah Belajar (RB) cukup bagus dan membutuhkan gedung untuk siswa putra yang level SMP dan SMA, maka setelah lantai satu kami ubah menjadi ruang-ruang kerja dan bagian belakangnya yang berupa dapur menjadi Gudang, berikutnya kami merenovasi lantai dua dan tiganya menjadi empat ruang kelas dan empat kamar mandi. Total biaya sekitar Rp. 106 juta. Alhamdulillah semua terpenuhi dengan penggalangan donasi dari kaum muslimin.
- Mendirikan Rumah Belajar (RB) THAYBAH
Ba’da Isya di tahun 2014 orang-orang berkumpul di masjid Thaybah. Mereka perwakilan dari beberapa Majilis taklim di Surabaya dan beberapa orang yang dikenal sangat peduli kepada dakwah. Memang sengaja saya undang untuk musyawarah.
“Jadi, bagaimana pandangan Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu semuanya dengan rencana pendirian sekolah ini?”, tanya saya kepada mereka setelah memberikan penjelasan tentang pentingnya mendirikan sekolah berkwalitas yang terjangkau.
Mereka semua setuju. Namun, ada pertanyaan yang mencuat. Di mana tempatnya? Apakah sudah ada gedungnya? Jika belum ada gedung paling tidak ada lahan untuk dibangun, itupun masih menyisakan petanyaan, adakah uangnya untuk membangun? Bisakah penggalangan donasi dalam waktu singkat? Karena jumlahnya tentu tidak sedikit. Pertemuanpun berakhir dengan kesimpulan pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Pertemuan kedua kembali diadakan di masjid Thaybah. Ketika itu saya berharap ada perkembangan menggembirakan berupa lahan atau dana atau gedung yang bisa dipinjam. Qoddarallahu, hasilnya masih sama dengan pertemuan pertama. Setelah itu proyek ukhrowi ini tidak terdengar gaungnya lagi seakan-akan tidak pernah dibahas.
Saya berpikir keras bagaimana sekolah dengan motto BERKWALITAS YANG TERJANGKAU ini bisa didirikan. Suatu ketika, seakan ada dorongan kuat yang berbisik pada diri saya, “Bismillah mulai saja gak usah dipusingkan dengan gedung, kan bisa diadakan dalam masjid Thaybah”. Singkat cerita apa yang merupakan perangkat, perlengkapan dan kebutuhan untuk pendirian sekolah ini perlahan-perlahan telah disiapkan, alhamdulillah.
Sekolah dimulai. Kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam raung utama masjid berbentuk kelompok-kelompok tanpa ada papan atau partisi yang menyekat.
“Ustadz, afwan kapan sekolah ini punya gedung? Ustadz lihat sendiri .…. sangat tidak nyaman untuk belajar. Pas semua kelas menghapal suaranya sangat krowdid, ramai sekali, gak bisa konsentrasi. Kalau pelajarannya bukan hapalan sich gak mengapa suasananya hening, tapi kalau pas hapalan itu lho…?!”, tanya kepala sekolah kepadaku. Sungguh saya sangat kaget sekali dengan pertanyaan tersebut. Saya tidak pernah menyangka ada pertanyaan semacam itu.
“Saya gak tahu harus menjawab bagaimana? Karena kalau bukan mukjizat dari Allah, kita gak mungkin punya gedung dalam waktu cepat. Begini saja… sudah jalanin saja sebisanya dan dinikmati apa adanya. Toh.. di masjid Nabawi saya menyaksikan sendiri ma’hadul Haram gak punya gedung. Sekolahnya modelnya halaqoh-halaqoh kaya kita ini”, jawab saya memotivasinya sekaligus menghibur diri.
Ternyata kepala sekolah ini bisa membantah, “ Kalau masjid Nabawi gedungnya sangat luas kan? Jadi, kalau semuanya menghapal dengan suara tidak bikin krowdid”.
“Iya sih, benar. Tapi gimana lagi, ini yang ada dalam kemampuan kita. Kita hanya bisa berdoa semoga Allah memberikan kemudahan’. Jawabku menyudahi perbincangan ini.
Sungguh ini perbincangan yang tak terlupakan di tahun 2016, tahun kedua usia perjalanan sekolah berkwalitas yang terjangkau ini. Betapa tidak, dua hari setelah perbincangan ini saya kedatangan tamu seorang ibu. “Ustadz, saya ada rumah dua lantai di Medokan. Monggo saya wakafkan ke Yayasan Nidaul Fithrah. Semoga bermanfaat.
Air mata tak terasa mengalir, saking gembiranya dengan kejadian yang hampir tidak bisa dipercaya ini. Tapi, ini kenyataan, bukan khayalan. Allahu Akbar. Segala puji bagi-Mu ya Allah yang telah mengabulkan permohonan kami.
“Bu, Masyaallah…. Baru saja dua hari yang lalu kami merisaukan tentang gedung pendidikan. Ternyata Allah kasih cash melalui panjengengan. Allahu Akbar. Semoga Allah menjaga Ibu sekeluarga dan semoga wakaf Ibu bisa segera kami manfaatkan biar segera mengalirkan pahala bagi pewakafnya”, respon saya kepada sang Ibu dengan tidak ada henti-hentinya bersyukur kepada Allah.
Tidak lama setelah itu renovasi langsung dimulai, dan anggarannya Rp.190.000.000. “Uang dari mana?”, gumamku dalam hati.
“Pak, pangapunten. Kami sangat mendesak butuh gedung ini. Tapi, untuk renov dengan RAB segitu banyaknya belum ada duit”, terang saya kepada calon pemborongnya sambil melihat-melihat kondisi rumah wakaf.
“Gak apa-apa, saya garap dulu saja. Nanti bayarnya diangsur sebisanya. Gak usah memaksakan”, jawab pemborong.
Allahu Akbar. Bagi-Mu segala puji Ya Allah. Engkau banyak memberikan kemudahan-kemudahan bagi kami. Renovasi usai dengan menyisakan PR bagi kami. Tapi, alhamdulillah sudah lunas dalam waktu sekitar delapan bulan. Kegiatan belajar mengajar tidak lama kemudian dipindah ke rumah wakaf ini, dan semuanya bersuka-cita. Berikut ini gambar rumah wakaf di JL. Medokan Semampir Indah no.269.
Juli 2020/ Dzulqo’dah 1441, ketua Rumah Belajar (Kepala Sekolah) Ustadz Ishaq Yunus, S.Pdi datang ke kantor. Beliau menyampaikan sekiranya ada gedung lagi biar siswai ikhwan dan akhwat benar-benar dipisah. Saya benar-benar kaget. Akan sejarah terulang? Kok perimintaannya persis sebagaimana kepala sekolah sebelumnya. Saya pun tidak bisa menjawab kecuali persis sebagaimana yang saya jawab dahulu. “Ustadz, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali berdoa. Semoga ada mukjizat sehingga keinginan Antum terealisir.
Allahu Akbar. Rupanya sejarah terulang. Sekitar lima hari setelah permintaan ini, datanglah seorang Bapak bersama istrinya, “Ustadz kami ingin mewakafkan rumah. Rumah ini adalah rumah pertama yang kami miliki”
“Allahu Akbar, Pak Bu. Baru kemaren-kemaren kepala sekolah menginginkan adanya gedung baru. Ternyata Allah bayar cash melalui Bapak dan Ibu. Barakallahu fikum wa ahlikum wa maalikum”.
Sebenarnya siswa Ikhwan dan akhwat sudah dipisah, tapi masih satu gedung. Ikhwan di lantai satu, akhwat di lantai dua. Insyaallah tahun ajaran 2021/2021 akan direalisasikan dengan adanya rumah wakaf baru ini. Berikut gambar rumah wakaf di Semampir Selatan VA no.3.
Ketua rumah belajar Ustadz Ishaq Yunus, S.Pdi datang lagi. Kali ini mengajak sharing tentang proses perizinan PKBM. Karena sejak didirikannya RB THAYBAH belum ada izinnya. Beliau menjelaskan tentang rumitnya proses di Surabaya yang persyaratannya mencapai 100 item lebih. Sementara di Sidoarjo hanya 12 item. Kurang lebih demikian yang saya ingat dari penjelasannya. Beliau menyebutkan tentang PKBM di Sidoarjo yang baru berdiri lalu tidak lama kemudian perizinannya keluar. Hal ini memotivasi beliau sekiranya yayasan bisa menyewa atau pinjam rumah di wilayah Sidoarjo berbatasan dengan Surabaya. Dengan cara ini domisili Rumah Belajar ada wilayah Sidorjo dengan cabang-cabangnya di Surabaya yang masih berdekatan dengan pusatnya, lalu harapannya bisa mengurus perizinan dengan mudah. “Sungguh ide yang bagus”, gumamku.
Langsung action. Saya mencoba mengkontak relasi yang saya kenal di daerah Pondok Candra. Dalam pertimbangan saya perumahan ini masuk wilayah Sidorajo tapi masih dekat di perbatasan Surabaya. Ikhtiar dan doa terus kita lakukan, qoddarallah belum membuahkan hasil. Tapi, Allah memberikan jawaban lain sesuatu yang lebih besar. Allahu Akbar.
Selasa, 20 Jumadil Akhir 1442/2 Februari 2021 seorang ibu dengan putranya datang ke kantor yayasan. Mereka menyampaikan maksud kedatangannya untuk mewakafkan sebidang tanah seluas 9×24 m2 di Wonorejo Selatan VB dan uang tunah Rp.500.000.000. “Alhamdulillah… Alhamdulillah…Alhamdulillah puji syukur kepada Allah terus meluncur dari lisan ini. Berikut ini design pembangunan 3 lantai RB THAYBAH dan progressnya per…… Total RAB yang dibutuhkan adalah Rp. 1,968.600.000.
- Mendirikan TK THAYBAH
Perkembangan Rumah Belajar THAYBAH yang terus berkembang lebih baik dengan hasil pembelajaran dan pendidikan yang menggembirankan banyak pihak terutama orangtuanya menjadikan banyak orang tua “iri hati” sekiranya YNF juga mengelola TK. Maka, tepat di usia empat tahun perjalanan Rumah Belajar, berdirilah TK. Ia menempati tiga ruang santri mahasisiwa yang telah “diungsikan” terlebih dahulu ke lantai dua. Kini TK menambah satu ruang belajar dengan “menggusur” ruang sekretariat bersama (Takmir masjid, guru TK dan muanzhzhomah mahasiswa). Sebagaimana gantinya sekarang lagi dibangunkan ruang sekretariat dari partisi besi di halaman ruang TK paling Barat mendekati ruang tempat saya tinggal bersama keluarga. Di umur “balita” ini TK telah melahirkan out put yang sangar menggembirakan. Untuk itu banyak orang berebut memasukan Lembaga ini meskipun ia tidak memiliki plang atau papan nama. Berikut ini salah satu testimoni wali murid;
KISAH TK TANPA PLANG NAMA
By: Khairul Hibri
“Itu TK-nya yang mana, ya? Apa pas di masjid yang ada tulisannya Pesma…… itu?”
Tanya seorang teman. Kebetulan, ia tengah mencari-cari TK buat buah hatinya. Salah satu yang ia jajaki, sekolah tempat putri ane.
“Iya. Betul. Letak TK-nta pas di samping masjid itu. Coba izin masuk saja,” jawab ane. Tak lama, telphon pun terputus.
Siapapun kalau tidak teliti, atau tidak berusaha mencari tahu, pasti akan agak sukar menemukan sekolah TK itu. Bukan tidak ada nama. TK ATH-THAYYIBAH, namanya. Meski posisi pas di samping jalan raya, tapi tidak ada plang. Letaknya pun ada di sudut utara masjid. Agak tersembunyi, karena terdapat pagar tinggi.
Ane sendiri tahu TK itu, karena yang mengajar guru ngajinya istri. Jadi sudah dekat hubungan. Ketika pindah tugas dari Gresik ke Surabaya, langsung saja masukkan di situ. Lagian dekat dengan rumah. Mudah antar-jemput.
Alasan lain yang menjadi pilihan, karena konsentrasinya pada hafalan al-Qur’an dan hadits-hadits harian. Rasanya pas sekali dengan sekolah pertama putri ane, ketika masih di Gresik, yang memiliki konsentrasi yang sama.
Maka ketika kawan ane tadi mencoba menggali kelebihan di sekolah itu, ane pun balik bertanya.
“Tinggal apa yang ingin antm kembangkan pada diri anak antum, syaikh? Kalau titik tekannya pada al-Qur’an, hadits, ilmu keislaman, insya Allah cocok. Setiap sekolah punya kelebihan,” ujar ane.
Alhamdulillah, Ahad,13 Juni, menjadi hari terakhir si sulung belajar di sekolah. Ada acara ‘Uji Publik’ pencapaian para siswa-siswi. Terharu juga mendengarkan putri ane menghafal surat an-Nazi’aat, secara bergantian dengan temannya. Lanjar, tanpa kendala.
Pencapaian murid-murid pun luar biasa. Di tengah ketidakmaksimalan proses belajar karena pandemi, di antara mereka ada yang hafal setengah, satu, bahkan ada yang dua juz al-Qur’an. Alhamdulillah.
Oia. Informasi yang ane dapat, ‘aroma harum” TK ini semakin semerbak. Yang semulanya hanya menerima satu kelas, untuk tahun ini membuka dua kelas, karena banyaknya peminat.
So, apalah arti plang nama. Bila kualitas telah terjamin, maka tetap juga dicari-cari oleh wali, demi kelestarian generasi Qur’ani.
Sebagai wali murid, kami hanya mengucapkan; Jazakumullah khairan jaza’, bagi segenap komponen, khusus para guru yang membina putra-putri kami. Bersambung…
Judul buku : BABAT ALAS DI DAERAH PINGGIRAN
Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc.Hafizhahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya)