Jangan sampai kita terlena, tertipu oleh dunia yang akhirnya hilang kesadaran kita lalu berakibat mencintai kehidupan yang sementara dan melupakan kehidupan yang sebenarnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dari Abdullah bin Mas’ud beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Janganlah kalian menumpuk-numpuk kekayaan sehingga kalian akan menjadi cenderung (cinta) kepada dunia” (HR. At-Tirmidzi)
Goreskanlah dengan tinta yang tidak luntur, DUNIA ITU TERLAKNAT…DUNIA ITU TERLAKNAT…DUNIA ITU TERLAKNAT…. Sebagaimana disebutkan dalam Hadits Nabi,
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ketahuilah bahwa dunia itu terlaknat, semua yang ada di dalamnya juga terlaknat kecuali dzikir kepada Allah yang Maha Tinggi, serta apa yang serupa dengannya, orang yang berilmu dan orang yang belajar” (HR. At-Tirmidzi)
Beَliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menegaskan,
“Dari Anas radhiyallallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ya Allah, tidak ada kehidupan (yang sebenarnya) kecuali kehidupan Akhirat” (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Ahmad mengatakan: Zuhud itu ada tiga tingkatan, yaitu:
- Zuhud yang berarti meninggalkan hal-hal yang haram. Dan, inilah zuhudnya orang awam
- Zuhud yang berarti meninggalkan kelebihan dari hal-hal yang dihalalkan. Ini zuhudnya kaum khowash (khusus).
- Zuhud yang berarti meninggalkan hal-hal yang dapat melalaikan diri dari mengingat Allah. Inilah zuhudnya kaum ‘Arif (orang yang mengenal Allah)
Dari tiga tingkatan zuhud tersebut, dimanakah kita berada? Masing-masing kita sendiri yang bisa menjawabnya. Ketika kita bisa mensikapi dunia ini dengan prinsip “NGAPAIN NGOYO-NGOYO SAMPAI MENERJANG YANG HARAM, WONG DUNIA INI SANGAT RENDAH KOK”, maka pujilah Allah dan bersyukurlah karena berarti kita telah berzuhud. Namun, ini adalah level zuhud yang paling rendah. Berupayalah terus-menerus untuk meningkatkannya. Allahu A’lam
Judul buku : 30 Materi Kultum
Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc. Hafidzahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya)