‘Uzlah memang bagian dari syariat Islam. Tetapi tidak serta merta diamalkan. Pelaksanaanya hanyalah ketika terjadi suatu kondisi yang mengharuskan demikian. Yaitu jika untuk tetap berbaur dengan manusia bisa membahayakan agama seseorang
seperti terancam menjadi murtad, berbuat kesyirikan, merobohkan pondasi-pondasi Islam, melecehkan syareat dan kerusakan lain yang semacamnya. Namun, ber”sikap ‘uzlah” adalah suatu keharusan dalam segala kondisi. Apa yang dimaksud bersikap ‘uzlah? Yaitu, menyembunyikan amalan sholeh, menghindari popularitas dan menghindarkan diri dari suatu fitnah sehingga tidak terjerumus ke dalamnya. Disebutkan di dalam Hadits,
Hadits Sa’ad bin Abi Waqqosh, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, kaya, dan menyembunyikan” (Shahih Muslim)
Yang dimaksud dengan “hamba yang menyembunyikan” sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Utsaimin yaitu — kurang lebihnya seperti ini– orang yang tidak mempopulerkan dirinya. Tidak pernah mempersoalkan dirinya dikenal atau tidak. Tidak mempermasalahkan orang mengacungkan jempol kepada dirinya atau tidak. Tidak mengurusi manusia memperbincangkan kebaikan dirinya atau tidak. Anda akan menjumpai kehidupannya berkisar antara rumah, masjid, kerabat, dan tempat kerja. Dia senantiasa menyembunyikan dirinya.
Ini tidak berarti jika seseorang diberikan oleh Allah kepahaman tentang ilmu lantas berdiam diri saja di dalam rumah tidak mau mengajarkan kepada manusia
karena hal ini menyelisihi ketaqwaan. Dia tetap mengajar manusia dengan ilmunya, tidak berdiam diri di rumah yang akhirnya ilmunya tidak bermanfaat bagi orang lain. Sebagaimana orang yang diberi Allah dengan harta kekayaan, maka ia juga tidak berdiam diri di rumah yang akhirnya hartanya tidak bermanfaat untuk orang lain atau ummat yang membutuhkan. Namun, jika dia dihadapkan pada kondisi antara dua pilihan; menampakkan dan memperlihatkan diri untuk menjadi terkenal atau menyembunyikan dirinya, maka dia memilih menyembunyikan dirinya.[selesai] Inilah “sikap ‘uzlah”
Judul buku : 30 Materi Kultum
Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc. Hafidzahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya)