– سئل الشيخ ابن عثيمين رحمه الله السؤال الآتي :
” ما حكم التصفيق والتصفير ، وأي نوع من التصفير محرم ، وما دليل التحريم ؟
فأجاب رحمه الله :
الآن لو أنك قمت تصفق وتصفر ماذا سنقول : هذا مجنون أم عاقل ؟!!
فما هو سبب التصفيق والتصفير ؟
أما إذا كان التصفيق للإنسان الذي تميز عن غيره في النجاح ، أو أجاب جواباً صواباً ، أو ما أشبه ذلك ، فأنا لا أرى فيه بأساً .
أما التصفير فأكرهه كراهة ذاتية ، ولا أستطيع أن أقول : إنه مكروه كراهة شرعاً ؛ لأنه ليس عندي دليل .
وأما قول الرسول عليه الصلاة والسلام : ( إذا نابكم شيء في صلاتكم فليسبح الرجال ، وتصفق النساء ) فهذا في الصلاة .
وأما قوله تعالى : ( وَمَا كَانَ صَلاتُهُمْ عِنْدَ الْبَيْتِ إِلَّا مُكَاءً وَتَصْدِيَةً ) الأنفال/35
والمكاء : التصفير .
والتصدية : التصفيق .
فهؤلاء كانوا عند المسجد الحرام يتعبدون الله بذلك ، بدل أن يركع ويسجد يصفق ويصفر .
أما إنسان رأى شخصاً تفوق عن غيره وأراد أن يشجعه وصفق ، فلا أرى في هذا بأساً .
أما التصفير فأنا أكرهه كراهة ذاتية ، وليس عندي دليل ، ولو أن شخصاً طلب مني دليلاً ، فلا أستطيع أن أقول : عندي دليل ” انتهى.
“لقاءات الباب المفتوح” (رقم/119، سؤال رقم/4) .
https://islamqa.info/ar/answers/146949/
Apa hukum bertepuk tangan dan bersiul? Bersiul yang bagaimana yang diharamkan, dan dalil pengharamannya?
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya dengan sebuah pertanyaan berikut ini; Apa hukum bertepuk tangan dan bersiul? Bersiul yang bagaimana yang diharamkan, dan dalil pengharamannya?
Beliau rahimahullah menjawab: Sekarang jika kamu bertepuk tangan dan bersiul apa yang akan kita katakan? Ini orang gila atau “waras”? Tidak ada apa-apa kok tepuk tangan dan bersiul??!!
Adapun jika tepuk tangan karena ada seseorang yang unggul dengan suatu prestasi atas kawan-kawannya, atau ada seseorang yang menjawab dengan jawaban yang benar, atau semacamnya maka saya memandangnya tidaklah mengapa. Adapun bersiul saya membencinya dengan melihat dzatnya. Saya tidak bisa mengatakan bahwa dia makruh secara syar’i karena saya tidak mengetahui dalil tentangnya.
Adapun sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Jika sesuatu terjadi pada sholat kalian, maka hendaklah jamaah lelaki bertasbih dan jamaah wanita bertepuk tangan” ini terkait dengan bab shalat
Demikian juga surat Al-Anfal ayat 35 “dan tidaklah shalat mereka di Baitullah kecuali siulan dan tepuk tangan”, mereka itu berada di masjidil Haram untuk beribadah kepada Allah dengan cara demikian itu sebagai ganti dari ruku’ dan sujud. Jadi, ruku’ dan sujudnya dengan cara siul dan tepuk tangan. Adapun orang yang melihat keunggulan seseorang atas yang lainnya dalam suatu prestasi lalu bertepuk tangan, maka saya melihatnya tidak ada masalah.
Terkait bersiul, saya membenci dari sisi dzatnya karena saya tidak tahu tentang dalilnya. Jika seseorang meminta kepadaku dalilnya maka saya tidak bisa mengatakan bahwa saya punya dalil.
Liqo-ul Bab al-Maftuh no. 119, soal no. 4
Judul buku : Terkadang Ditanyakan 5
Penulis : Muhammad Nur Yasin Zain, Lc. Hafidzahullah
(Pengasuh Pesantren Mahasiswa Thaybah Surabaya