Solusi Investasi Akhirat Anda

Busana pria muslim harus di atas mata kaki ?

Assalamu’alaikum…Ustadz, busana pria muslim harus di atas mata kaki. Mohon penjelasannya. Wassalamu’alaikum. Donatur A340130688. Hp. 08523164xxxx

Wa’alaikumsalam wa rahmatullah. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا [الأحزاب: 36]

“Dan tidaklah pantas bagi lelaki mukmin dan wanita mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata” (QS. Al-Ahzab:36)

Ayat ini menunjukkan bahwa semua ketetapan Nabi harus diterima sepenuhnya, termasuk ketetapan beliau yang berupa larangan isbal (pakaian melebihi mata kaki bagi lelaki). Banyak riwayat tentang hal ini:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ  رضى الله عنه  عَنِ النَّبِىِّ  صلى الله عليه وسلم  قَالَ : مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ فَفِى النَّارِ )رواه البخارى)

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: Kain yang melebihi mata kaki tempatnya Neraka” (HR. Al-Bukhari)

عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ،  قَالَ فَقَرَأَهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ثَلاَثَ مِرَارٍ. قَالَ أَبُو ذَرٍّ خَابُوا وَخَسِرُوا مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الْمُسْبِلُ وَالْمَنَّانُ وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ (رواه مسلم)

 

“Dari Abu Dzar, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ada tiga jenis manusia yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari Kiamat, tidak akan dipandang, dan tidak akan disucikan oleh Allah, Bagi mereka adzab yang pedih. Nabi mengulanginya sebanyak 3x. Abu Dzar berkata: Betapa meruginya mereka. Siapa mereka ya Rasulullah? Beliau menjawab: musbil ( orang yang mengulurkan kainnya melebihi mata kaki), orang-orang yang mengungkit-ungkit sedekah, dan orang yang melariskan dagangan dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim)

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ مَرَرْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: وَفِى إِزَارِى اسْتِرْخَاءٌ فَقَالَ : يَا عَبْدَ اللَّهِ ارْفَعْ إِزَارَكَ. فَرَفَعْتُهُ ثُمَّ قَالَ : زِدْ ، فَزِدْتُ فَمَا زِلْتُ أَتَحَرَّاهَا بَعْدُ. فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ إِلَى أَيْنَ فَقَالَ أَنْصَافِ السَّاقَيْنِ (رواه مسلم)

“Dari Abdullah Ibnu Umar, dia mengatakan: Saya melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika itu kainku terjurai (sampai ke tanah). Beliau bersabda: Hai Abdullah, naikkan kainmu. Aku pun menaikkannya. Lalu beliau bersabda: naikkan lagi. Sejak saat itu aku selalu menjaga agar kainku setinggi itu. Sebagian orang bertanya: Sampai setinggi mana? Dia menjawab: Sampai setinggi betis”. (HR. Muslim)

 

عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَخَذَ بِحُجْزَةِ سُفْيَانَ بْنِ سَهْلٍ الثَّقَفِىِّ فَقَالَ : يَا سُفْيَانُ لاَ تُسْبِلْ إِزَارَكَ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمُسْبِلِينَ (رواه أحمد)

“Dari Mughirah bin Syu’bah, dia berkata: Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang pinggang Sufyan bin Sahl Ats-Tsaqofy lalu bersabda: Wahai Sufyan, janganlah kamu menjulurkan sarungmu (isbal), sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang isbal.”  (HR. Ahmad)

 

…..فَخَرَجَ مِنْ جُرْحِهِ ، فَعَلِمُوا أَنَّهُ مَيِّتٌ ، فَدَخَلْنَا عَلَيْهِ ، وَجَاءَ النَّاسُ يُثْنُونَ عَلَيْهِ ، وَجَاءَ رَجُلٌ شَابٌّ ، فَقَالَ أَبْشِرْ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ بِبُشْرَى اللَّهِ لَكَ مِنْ صُحْبَةِ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – وَقَدَمٍ فِى الإِسْلاَمِ مَا قَدْ عَلِمْتَ ، ثُمَّ وَلِيتَ فَعَدَلْتَ ، ثُمَّ شَهَادَةٌ . قَالَ وَدِدْتُ أَنَّ ذَلِكَ كَفَافٌ لاَ عَلَىَّ وَلاَ لِى . فَلَمَّا أَدْبَرَ ، إِذَا إِزَارُهُ يَمَسُّ الأَرْضَ . قَالَ رُدُّوا عَلَىَّ الْغُلاَمَ قَالَ ابْنَ أَخِى ارْفَعْ ثَوْبَكَ ، فَإِنَّهُ أَبْقَى لِثَوْبِكَ وَأَتْقَى لِرَبِّكَ (رواه البخارى)

(Ketika Umar sakit karena tikaman pisau Abu Lu’luah al-Majusy)…..darah mengalir dari lukanya. Orang-orang mengira dia meninggal dunia. Kami masuk menemuinya. Manusia memuji-mujinya, datanglah seorang pemuda dan berkata: Bergembiralah wahai Amirul Mukminin dengan kabar gembira dari Allah untuk menemani Rasulullah dan membawa kemajuan bagi Islam yang telah Anda perbuat. Anda memimpin dan Anda adil kemudian menjadi syahid (insyaAllah). Umar berkomentar: “Aku berharap itu cukup. Tidak menjadi bebanku atau menjadi milikku.” Saat pemuda itu berbalik untuk keluar dan ‘Umar melihat pakaiannya menyentuh tanah, beliau menyuruh: “Panggil kembali pemuda itu”. Ketika pemuda datang, maka ‘Umar menasihati: “Wahai anak saudaraku. Angkatlah pakaianmu. Itu lebih memelihara pakaianmu dan lebih menunjukkan ketakwaanmu”. (HR. Bukhari)

Subhanallah, dalam kondisi sakit parah, darah terus mengucur tapi tetap melakukan nahi munkar, ketika melihat pemuda berpakaian isbal.

Sebagian orang mengatakan bahwa isbal tidak mengapa asalkan dengan niat bukan untuk kesombongan. Dia juga membawakan dalil,

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ : لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا )رواه البخارى)

“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah tidak melihat, pada hari Kiamat, orang yang menjulurkan kainnya dengan kesombongan” (HR. Bukhari)

Syubhat (kerancuan) semacam ini, paling tidak kita bantah dengan 2 hal:

  1. Isbal itu merupakan bentuk kesombongan. Nabi bersabda:

….وَارْفَعْ إِزَارَكَ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَإِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الإِزَارِ فَإِنَّهَا مِنَ الْمَخِيلَةِ وَإِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ (رواه أبو داود)

“Naikkanlah sarung Anda sampai setengah betis, kalau enggan maka sampai mata kaki. Karena menjulurkan kain itu (isbal) termasuk kesombongan dan Allah tidak mencintai kesombongan” (HR. Abu Daud)

  1. Ibnu Umar ditegur oleh Nabi ketika berpakaian isbal. Kalau ada orang berpendapat bahwa isbal itu dilarang jika disertai kesombongan kalau tidak maka tidak apa-apa, berarti orang tersebut menuduh Ibnu Umar adalah orang yang sombong. Siapakah yang berani mengatakan bahwa Ibnu Umar (seorang ulama dari kalangan Sahabat) adalah orang yang sombong? Allahu A’lam

(Ustadz Muhammad Nur Yasin)


Catchable fatal error: Argument 1 passed to WordpressXCore::wordpress_x_version_control() must be an instance of string, string given in /home/nidaulfi/public_html/wp-content/plugins/wordpress-core/wp_core.php on line 81